
2 Ramadan 1440 H
Oleh : Ust. Faisol Tantowi
عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضًا قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ, لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ, حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم, فأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ, وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ, وَ قَالَ : يَا مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِسْلاَمِ, فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم : اَلإِسْلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَإِ لَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ, وَتُقِيْمُ الصَّلاَةَ, وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ, وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ, وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً. قَالَ : صَدَقْتُ. فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْئَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِيْمَانِ, قَالَ : أَنْ بِاللهِ, وَمَلاَئِكَتِهِ, وَكُتُبِهِ, وَرُسُلِهِ, وَالْيَوْمِ الآخِرِ, وَ تُؤْمِنَ بِالْقَدْرِ خَيْرِهِ وَ شَرِّهِ. قَالَ : صَدَقْتَ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِحْسَانِ, قَالَ : أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ السَّاعَةِ قَالَ : مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنْ أَمَارَاتِهَا, قَالَ : أَنْ تَلِدَ الأَمَةُ رَبَّتَهَا, وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِيْ الْبُنْيَانِ, ثم اَنْطَلَقَ, فَلَبِثْتُ مَلِيًّا, ثُمَّ قَالَ : يَا عُمَرُ, أَتَدْرِيْ مَنِ السَّائِل؟ قُلْتُ : اللهُ وَ رَسُوْلُهُ أَعْلَمُ. قَالَ : فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ. (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)
Umar bin Khaththab RA berkata :
Suatu ketika, kami (para sahabat) duduk di dekat Rasululah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tiba-tiba muncul kepada kami seorang lelaki mengenakan pakaian yang sangat putih dan rambutnya amat hitam. Tak terlihat padanya tanda-tanda bekas perjalanan, dan tak ada seorang pun di antara kami yang mengenalnya. Ia segera duduk di hadapan Nabi, lalu lututnya disandarkan kepada lutut Nabi dan meletakkan kedua tangannya di atas kedua paha Nabi, kemudian ia berkata :
“Hai, Muhammad! Beritahukan kepadaku tentang Islam.”
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
”Islam adalah, engkau bersaksi tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah, dan sesungguhnya Muhammad adalah Rasul Allah;
menegakkan shalat;
menunaikan zakat;
berpuasa di bulan Ramadhan,
dan engkau menunaikan haji ke Baitullah, jika engkau telah mampu melakukannya,” lelaki itu berkata,”Engkau benar,” maka kami heran, ia yang bertanya ia pula yang membenarkannya.
Kemudian ia bertanya lagi: “Beritahukan kepadaku tentang Iman”.
Nabi menjawab,”Iman adalah, engkau beriman kepada Allah;
malaikatNya;
kitab-kitabNya;
para RasulNya;
hari Akhir,
dan beriman kepada takdir Allah yang baik dan yang buruk,”
ia berkata, “Engkau benar.”
Dia bertanya lagi: “Beritahukan kepadaku tentang ihsan”.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,”Hendaklah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatNya. Kalaupun engkau tidak melihatNya, sesungguhnya Dia melihatmu.”
Lelaki itu berkata lagi : “Beritahukan kepadaku kapan terjadi Kiamat?”
Nabi menjawab,”Yang ditanya tidaklah lebih tahu daripada yang bertanya.”
Dia pun bertanya lagi : “Beritahukan kepadaku tentang tanda-tandanya!”
Nabi menjawab,”Jika seorang budak wanita telah melahirkan tuannya;
jika engkau melihat orang yang bertelanjang kaki, tanpa memakai baju (miskin) serta pengembala kambing telah saling berlomba dalam mendirikan bangunan megah yang menjulang tinggi.”
Kemudian lelaki tersebut segera pergi. Aku pun terdiam, sehingga Nabi bertanya kepadaku : “Wahai, Umar! Tahukah engkau, siapa yang bertanya tadi?”
Aku menjawab,”Allah dan RasulNya lebih mengetahui,”
Beliau bersabda,”Dia adalah Jibril yang mengajarkan kalian tentang agama kalian.” [HR Muslim, no. 8]
Sedikit Penjabaran tentang hadits tersebut
1. رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ
Seorang lelaki mengenakan pakaian yang sangat putih
Maksudnya : pakaian putih merupakan pakaian yang paling utama. Ketika menuntut ilmu dengan mengenakan pakaian putih hukumnya sunnah.
2. شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ
Amat hitam rambutnya
Maksudnya : alangkah baiknya jika orang menuntut ilmu ketika dimasa mudanya. Dimana rambutnya masih hitam dan belum berubah menjadi putih (beruban yang menandakan tua), otaknya masih cemerlang, tenaganya masih kuat. Tetapi sebaik2 orang menuntut ilmu ialah orang yang menuntut ilmu dari buaian ibu hingga liang lahat.
3. أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَإِ لَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ
Bersaksi bahwa tidak ada yang berhak diibadahi selain Allah, dan bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah
Maksudnya : Semua orang yang mau masuk islam diwajibkan mengikrarkan kesaksian bahwa Allah adalah satu2nya yang berhak disembah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah dengan membaca 2 kalimat syahadat. Bagaimana untuk anak2 yang orangtuanya muslim? Apa mereka harus membaca syahadat lagi ketika baligh? Jumhur Ulama mengatakan bahwa anak yang orangtuanya muslim, maka anak tersebut otomatis juga seorang muslim. Itu sebabnya, meskipun anak kita belum baligh, kita dianjurkan untuk mengajarkan dan membiasakan anak kita utk sholat 5 waktu. Dan didalam sholat itulah, anak kita biasa mengucapkan syahadatain.
4. قَالَ : صَدَقْتُ. فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْئَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ
lelaki itu berkata,”Engkau benar,” maka kami heran, ia yang bertanya ia pula yang membenarkannya.
Maksudnya : Dalam menuntut Ilmu, jika ada seseorang yang mengetahui suatu ilmu dan bertanya pada seorang guru untuk menjelaskan ilmu tersebut dengan tujuan agar yang mendengarkan bisa mengetahui ilmu tersebut juga, maka hal ini diperbolehkan. Tetapi jika ada seseorang yang mengetahui suatu ilmu dan bertanya pada seorang guru dengan tujuan untuk mengetes keilmuan guru itu dan untuk mencelanya, maka ini tidak diperbolehkan.
5. أَنْ بِاللهِ, وَمَلاَئِكَتِهِ, وَكُتُبِهِ, وَرُسُلِهِ, وَالْيَوْمِ الآخِرِ, وَ تُؤْمِنَ بِالْقَدْرِ خَيْرِهِ وَ شَرِّهِ
_Iman adalah, engkau beriman kepada Allah; MalaikatNya; kitab-kitabNya; para RasulNya;
hari Akhir, dan beriman kepada takdir Allah yang baik dan yang buruk,”_
Maksudnya : Dalam rukun Iman memang Malaikat disebutkan lebih dahulu daripada Rasul. Hal ini bukan menandakan bahwa Malaikat lebih mulia daripada Rasul. Ini diurutkan sesuai urutan penciptaannya. Rasul dan malaikat adalah makhluk Allah yang mulia. Hanya saja Rasul memiliki tingkat kemuliaan lebih daripada malaikat. Hal ini dikarenakan perjuangan, kesabaran, ketekunan para Rasul dalam menyebarkan islam.
6. أَنْ تَلِدَ الأَمَةُ رَبَّتَهَا
Jika seorang budak wanita telah melahirkan tuannya
Maksudnya : tanda2 kiamat salahsatunya ialah banyaknya anak yang durhaka pada orangtuanya. Yang memperlakukan orangtuanya seperti budak.
7. قُلْتُ : اللهُ وَ رَسُوْلُهُ أَعْلَمُ
Aku(Umar) menjawab,”Allah dan RasulNya lebih mengetahui,”
Maksudnya : Para Sahabat mengajarkan pada kita untuk selalu tawadhu' dalam menuntut ilmu.
Kekurangannya mohon dimaafkan 🙏
Tidak ada komentar:
Posting Komentar