*MASJID AGUNG IBNU BATUTAH*
*Rangkuman Khotbah Sholat Ied*
*1 Syawal 1440 H*
*Oleh : Ust. Drs. H. Sholeh Wahid*
*Tema : Dengan Idul Fitri Kita Wujudkan Keharmonisan*
Sebuah Hadits Qudsi menyebutkan,
_"Apabila mereka berpuasa di Bulan Ramadhan, kemudian mereka keluar untuk merayakan hari raya, maka Allah berfirman, *"Wahai Malaikatku, setiap yang mengerjakan amal kebajikan dan meminta balasannya, Sesungguhnya Aku telah Mengampuni mereka"* seseorang kemudian berseru, *"Wahai Umat Muhammad pulanglah kalian ke tempat tinggal kalian! Sesungguhnya keburukan kalian akan diganti dengan kebaikan2,"kemudian Allah pun berfirman, "Wahai hambaKu sekalian, wahai hambaKu sekalian! Kalian telah berpuasa untukKu dan berbuka hanya untukKu, maka bangunlah kalian sebagai orang yang telah mendapat ampunan"*
Pada suatu hari, Rasulullah SAW berkumpul bersama para sahabatnya. Ditengah2 perbincangan dengan para sahabatnya, tiba2 Rasulullah tertawa ringan sampai terlihat gigi depannya. Umar RA yang berada di sebelah Rasulullah bertanya, _"Demi engkau, ayah dan ibuku sebagai tebusannya. Wahai Rasulullah, apa yang membuatmu tertawa?"_ maka beliau menjawab,
_"Baru saja, aku diberitahu oleh Malaikat. Bahwa di hari Kiamat nanti, ada 2 orang yang saling bermusuhan, saling membenci, dan mereka duduk bersimpuh memohon balasan kepada Allah SWT, sambil menundukkan kepala mereka dengan penuh harap kepada Allah. Salah satu diantara mereka yaitu yang dizalimi mereka berkata, memohon kepada Allah, "Yaa Rabb, ambilkan kebaikan dari orang ini untukku Ya Allah, karena dulu, dia telah berbuat zalim padaku." Orang ini menyampaikan dengan dada yang sesak, dengan tangisan yang penuh harap kiranya Allah memberikan balasan yang buruk kepada orang yang melakukan kezaliman tersebut. Maka, Allah pun berfirman "Bagaimana mungkin Aku mengambil kebaikan dari saudaramu ini, karena tidak ada kabaikan didalam hidupnya sedikitpun" orang tersebut berkata, "Yaa Rabb, biarkan dosa2ku dipikul olehnya Yaa Rabb. Dengan dada yang sesak dan sakit hati yang luar biasa, ia berharap Allah membalas keburukan kepada sahabatnya yang berbuat zalim."_
Sampai disini, barkaca2 mata Rasulullah. Beliau tidak mampu menahan tetesan airmatanya. Beliau menangis, lalu beliau bersabda,
_"Hari itu adalah hari yang begitu mencekam. Dimana setiap manusia ingin agar orang lain mau memikul beban dosa2nya." Rasulullah melanjutkan kisahnya. Lalu beliau bersabda, "Dan Allah berfirman kepada orang yang mengadu tadi, 'Sekarang wahai hambaKu, berhentilah sejenak mengadu. Sekarang angkatlah kepalamu'kemudian orang itu mengangkat kepalanya, lalu dia berkata ' Yaa Rabb, aku melihat didepanku istana2 yang terbuat dari emas. Dengan puri dan singgasananya yang terbuat dari emas, perak, dan bertahtakan intan berlian. Istana2 itu, istana Nabi yang mana Yaa Rabb?? Orang baik yang mana Yaa Rabb?? Untuk Syuhada' yang mana Yaa Rabb??' Allah berfirman, ' Istana itu diberikan pada orang yang mampu membayar harganya.' orang itu berkata, 'Siapakah yang akan mampu membayar harganya Yaa Rabb??' Allah berfirman 'engkaupun mampu membayar harganya jika kau mau' orang itu pun terheran2 sambil berkata 'dengan cara apa aku membayarnya Yaa Rabb?' Allah berfirman, 'Caranya, engkau maafkan saudaramu yang duduk disebelahmu itu. Yang kau adukan kezalimannya padaKu. Yang engkau merasa sakit hati kepadanya dan perih dadamu sesak karenanya.' Kemudian, orang itu berkata, 'Yaa Rabb, aku tidak peduli dengan kesalahan saudaraku ini, aku tidak peduli dengan sakit hatiku, aku tidak peduli dengan perih didadaku. Yaa Rabb, aku memaafkannya' maka Allah berfirman, 'Kalau begitu, gandeng tangan saudaramu ini, dan ajak dia ke surga bersamamu'"_
Setelah menceritakan kisah itu, Rasulullah bersabda, _"Bertaqwalah kalian kepada Allah, dan hendaklah kalian saling berdamai dan memaafkan. Sesungguhnya Allah mendamaikan persoalan yang terjadi diantara kaum muslimin"_
*Hadits ini diriwayatkan dengan sanad yang shohih. Oleh Imam Al Hakim*
Dalam kehidupan kita, meminta maaf, memaafkan adalah pekerjaan yang maha berat. Meski sudah menyadari kesalahan, namum meminta maaf kepada mereka yang dizalimi dan disakiti bukan perkara mudah. Ada ego, ada dengki yang mencegah setiap orang untuk mengatakan Aku Minta Maaf. Terkadang orang lebih suka melakukan apapun yang lebih sulit daripada meminta maaf. Dan ini merupakan salah satu bentuk kesombongan, yang ia merasa sedemikian mulia, ia merasa sedemikian hebat, ia merasa sedemikian harus dihormati. Sehingga dia malu dan tidak mau meminta maaf, ia juga tidak mau memaafkan.
Sebaliknya, meski kita bisa menahan rasa sakit akibat kezaliman orang lain. Memberi maaf juga bukan perkara yang mudah. Ada semacam rasa sakit yang tergores, yang seakan2 yang tidak bisa lepas dari ingatan dan akan senantiasa membekas. Islam mengajarkan pada kita untuk berlapang dada, menjadi pemaaf. Sebagaimana yang telah disampaikan oleh Rasulullah SAW, *_"Bahwa manusia adalah tempat salah dan dosa. Memberi maaf kepada orang, atas kesalahan yang mungkin tidak disengajanya adalah keutamaan tersendiri bagi orang2 yang mengaku beriman dan mengaku islam. Walaupun dia telah tersakiti, tergores hatinya dan perih yang tidak pernah bisa disembuhkan."_*
Rasulullah bersabda yang artinya,
_"ada 3 golongan yang aku berani bersumpah untuknya,_
*1. Tidaklah berkurang harta karena shodaqoh.*
*2. Tidaklah akan menambah diri bagi sang pemaaf melainkan dia pasti akan diberikan kemuliaan oleh Allah*
*3. Tidaklah seseorang bertawadhu' , rendah hati melainkan dia akan diangkat derajatnya oleh Allah*
*HR. Imam Tirmidzi*
Marilah, dalam momentum idul fitri yang mubarok ini, kita jadikan terhamparnya lembaran baru dalam kehidupan kita untuk hari2 kedepannya.
Marilah dengan kebersihan hati setelah kita melaksanakan ibadah Ramadhan, kita bangun kehidupan dalam kebersamaan ditengah2 perbedaan guna membangun keharmonisan agar kita bersama2 menjadi masyarakat yang diberkahi oleh Allah SWT
Kekurangannya mohon dimaafkan 🙏
Kamis, 20 Juni 2019
Rangkuman Hadits Arba'in ke 29 oleh Ust. Agus Susanto
*MASJID AGUNG IBNU BATUTAH*
*Rangkuman Ceramah Tarawih*
*30 Ramadan 1440 H*
*Oleh : Ust. Agus Susanto*
*Tema : Menetapi Sunnah, Menjauhi Bid'ah*
Secara umum,
*Sunnah* : segala sesuatu baik itu perkataan, perbuatan, maupun ketetapan yang berasal dari Rasulullah SAW
*Bid'ah* : sesuatu yang baru yang tidak pernah ada pada mas Rasulullah SAW
Lebih dari penjelasan diatas, Ust. Agus Susanto berbicara tentang penghujung di bulan Ramadhan tahun ini.
Kita semua tentunya selama bulan Ramadhan ini sudah berusaha dengan sebaik2nya usaha untuk beribadah wajib maupun sunnah, menjauhi segala laranganNya guna mendekatkan diri kepada Allah SWT, bukan semata2 berharap atas pahala yang dilipatgandakan yang memotivasi kita untuk terus beribadah kepada Allah. Tetapi, sebagai konsekuensi kita yang mengaku beragama islam dan sebagai umat Nabi Muhammad yang mengikuti sunnah2nya. Karena, umat Nabi Muhammad dan pengikut sunnah2nya adalah sebaik2nya umat.
Umat terbaik bukan karena terhebat dalam kebenaran, bukan karena paling benar diantata agama2 yang telah ada, bukan karena yang paling tinggi ilmu pengetahuannya, tetapi umat terbaik adalah umat Nabi Muhammad yang mampu tetap menyembah ketika permintaan dan doa2nya belum dikabulkan oleh yang disembahnya, yaitu Allah SWT.
Meski permintaan belum dikabulkan, umat Muhammad tetap beribadah kepada Allah, tetap menjalankan dan menerapkan sunnah2 Nabinya. Jika sunnah2 Nabi kita jalankan, maka Insyaallah bid'ah yang menyesatkan akan dijauhkan dari diri kita. Aamiin Yaa Robbal Alamiin
Kekurangannya mohon dimaafkan 🙏
*Rangkuman Ceramah Tarawih*
*30 Ramadan 1440 H*
*Oleh : Ust. Agus Susanto*
*Tema : Menetapi Sunnah, Menjauhi Bid'ah*
Secara umum,
*Sunnah* : segala sesuatu baik itu perkataan, perbuatan, maupun ketetapan yang berasal dari Rasulullah SAW
*Bid'ah* : sesuatu yang baru yang tidak pernah ada pada mas Rasulullah SAW
Lebih dari penjelasan diatas, Ust. Agus Susanto berbicara tentang penghujung di bulan Ramadhan tahun ini.
Kita semua tentunya selama bulan Ramadhan ini sudah berusaha dengan sebaik2nya usaha untuk beribadah wajib maupun sunnah, menjauhi segala laranganNya guna mendekatkan diri kepada Allah SWT, bukan semata2 berharap atas pahala yang dilipatgandakan yang memotivasi kita untuk terus beribadah kepada Allah. Tetapi, sebagai konsekuensi kita yang mengaku beragama islam dan sebagai umat Nabi Muhammad yang mengikuti sunnah2nya. Karena, umat Nabi Muhammad dan pengikut sunnah2nya adalah sebaik2nya umat.
Umat terbaik bukan karena terhebat dalam kebenaran, bukan karena paling benar diantata agama2 yang telah ada, bukan karena yang paling tinggi ilmu pengetahuannya, tetapi umat terbaik adalah umat Nabi Muhammad yang mampu tetap menyembah ketika permintaan dan doa2nya belum dikabulkan oleh yang disembahnya, yaitu Allah SWT.
Meski permintaan belum dikabulkan, umat Muhammad tetap beribadah kepada Allah, tetap menjalankan dan menerapkan sunnah2 Nabinya. Jika sunnah2 Nabi kita jalankan, maka Insyaallah bid'ah yang menyesatkan akan dijauhkan dari diri kita. Aamiin Yaa Robbal Alamiin
Kekurangannya mohon dimaafkan 🙏
Rangkuman Hadits Arba'in ke 30 oleh Ust. Ibnu Subhan Al Habib
*MASJID AGUNG IBNU BATUTAH*
*Rangkuman Ceramah Tarawih*
*29 Ramadan 1440 H*
*Oleh : Ust. Ibnu Subhan Al Habib*
*Tema : Batas-batas Allah dan yang diharamkanNya (Hadits Arba'in No. 30)*
عَنْ أَبِي ثَعْلَبَةَ الْخُشَنِي جُرْثُوْمِ بْنِ نَاشِرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ : إِنَّ اللهَ تَعَالَى فَرَضَ فَرَائِضَ فَلاَ تُضَيِّعُوْهَا، وَحَدَّ حُدُوْداً فَلاَ تَعْتَدُوْهَا، وَحَرَّمَ أَشْيَاءَ فَلاَ تَنْتَهِكُوْهَا، وَسَكَتَ عَنْ أَشْيَاءَ رَحْمَةً لَكُمْ غَيْرَ نِسْيَانٍ فَلاَ تَبْحَثُوا عَنْهَا
Dari Abi Tsa’labah Al Khusyani Jurtsum bin Nasyir radhiallahuanhu, dari Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam dia berkata:
_Sesungguhnya Allah ta’ala telah menetapkan kewajiban-kewajiban, maka janganlah kalian mengabaikannya, dan telah menetapkan batasan-batasannya janganlah kalian melampauinya._
_Dia telah mengharamkan segala sesuatu, maka janganlah kalian melanggarnya, Dia mendiamkan sesuatu sebagai kasih sayang buat kalian dan bukan karena lupa jangan kalian mencari-cari tentangnya._
*(Hadits hasan riwayat Daruquthni dan lainnya)*
*Sedikit Penjabaran tentang Hadits Tersebut*
Intisari hadits diatas adalah suatu wasiat baik dari teladan terbaik yaitu Nabi Muhammad SAW untuk mematuhi perintah Allah dan menjauhi larangannya. Semua sudah diatur ketentuannya oleh Allah didalam nashNya. Jika ada perkara yang masih diragukan, maka bagi orang awam seperti kita haruslah bertanya pada ahlinya. Jika ada perkara yang tidak kita ketahui, maka bertanyalah dan bijaklah dalam menerima jawabannya.
Menjalankan perintah Allah adalah ibadah. Meninggalkan laranganNya juga terhitung sebagai ibadah. Dan sebenarnya yang paling sulit bagi kita adalah perkara menjauhi segala laranganNya. Itu sebabnya Allah melabeli orang yang berhasil menahan hawa nafsunya untuk melakukan perkara yang dilarang dengan sebutan orang yang taat.
Menjalankan perintah Allah juga umumnya berat bagi kita. Kenapa berat? Karena ganjarannya surga. Amal yang Allah terima adalah amal yang dilandasi niat karena Allah Ta'ala. Bukan karena manusia lain, bukan karena harta, serta bukan karena apapun selain Allah.
Menjalankan perintahNya serta menjauhi laranganNya adalah perkara yang berat. Tetapi semua itu bukanlah perkara yang mustahil untuk dilakukan. Mudah2an kita termasuk orang yang selalu diberi petunjuk oleh Allah, selalu istiqomah untuk berada diatas tali agama Allah, selalu bersemangat dalam menuntut ilmu yang akan menyelamatkan kita di dunia maupun diakhirat. Aamiin Yaa Robbal Alamiin
Kekurangannya mohon dimaafkan 🙏
*Rangkuman Ceramah Tarawih*
*29 Ramadan 1440 H*
*Oleh : Ust. Ibnu Subhan Al Habib*
*Tema : Batas-batas Allah dan yang diharamkanNya (Hadits Arba'in No. 30)*
عَنْ أَبِي ثَعْلَبَةَ الْخُشَنِي جُرْثُوْمِ بْنِ نَاشِرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ : إِنَّ اللهَ تَعَالَى فَرَضَ فَرَائِضَ فَلاَ تُضَيِّعُوْهَا، وَحَدَّ حُدُوْداً فَلاَ تَعْتَدُوْهَا، وَحَرَّمَ أَشْيَاءَ فَلاَ تَنْتَهِكُوْهَا، وَسَكَتَ عَنْ أَشْيَاءَ رَحْمَةً لَكُمْ غَيْرَ نِسْيَانٍ فَلاَ تَبْحَثُوا عَنْهَا
Dari Abi Tsa’labah Al Khusyani Jurtsum bin Nasyir radhiallahuanhu, dari Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam dia berkata:
_Sesungguhnya Allah ta’ala telah menetapkan kewajiban-kewajiban, maka janganlah kalian mengabaikannya, dan telah menetapkan batasan-batasannya janganlah kalian melampauinya._
_Dia telah mengharamkan segala sesuatu, maka janganlah kalian melanggarnya, Dia mendiamkan sesuatu sebagai kasih sayang buat kalian dan bukan karena lupa jangan kalian mencari-cari tentangnya._
*(Hadits hasan riwayat Daruquthni dan lainnya)*
*Sedikit Penjabaran tentang Hadits Tersebut*
Intisari hadits diatas adalah suatu wasiat baik dari teladan terbaik yaitu Nabi Muhammad SAW untuk mematuhi perintah Allah dan menjauhi larangannya. Semua sudah diatur ketentuannya oleh Allah didalam nashNya. Jika ada perkara yang masih diragukan, maka bagi orang awam seperti kita haruslah bertanya pada ahlinya. Jika ada perkara yang tidak kita ketahui, maka bertanyalah dan bijaklah dalam menerima jawabannya.
Menjalankan perintah Allah adalah ibadah. Meninggalkan laranganNya juga terhitung sebagai ibadah. Dan sebenarnya yang paling sulit bagi kita adalah perkara menjauhi segala laranganNya. Itu sebabnya Allah melabeli orang yang berhasil menahan hawa nafsunya untuk melakukan perkara yang dilarang dengan sebutan orang yang taat.
Menjalankan perintah Allah juga umumnya berat bagi kita. Kenapa berat? Karena ganjarannya surga. Amal yang Allah terima adalah amal yang dilandasi niat karena Allah Ta'ala. Bukan karena manusia lain, bukan karena harta, serta bukan karena apapun selain Allah.
Menjalankan perintahNya serta menjauhi laranganNya adalah perkara yang berat. Tetapi semua itu bukanlah perkara yang mustahil untuk dilakukan. Mudah2an kita termasuk orang yang selalu diberi petunjuk oleh Allah, selalu istiqomah untuk berada diatas tali agama Allah, selalu bersemangat dalam menuntut ilmu yang akan menyelamatkan kita di dunia maupun diakhirat. Aamiin Yaa Robbal Alamiin
Kekurangannya mohon dimaafkan 🙏
Rangkuman Hadits Arba'in ke 28 oleh Ust. M.Rasyid Ridhla,SH,SQ
*MASJID AGUNG IBNU BATUTAH*
*Rangkuman Ceramah Tarawih*
*28 Ramadan 1440 H*
*Oleh : Ust. M. Rasyid Ridhla, SH, SQ*
*Tema : Qiyamul Lail*
Dunia ini adalah ciptaan Allah SWT. Apapun yg kita lihat di dunia ini dipenuhi perasaan cinta kepada Allah. Alam dan seisinya selalu berdzikir kepada Allah SWT. Semua makhluk Allah berdzikir karena bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah.
Bisa bertemu dengan bulan Ramadan, bahkan bisa bertemu malam Lailatul Qadr merupakan kenikmatan yang luar biasa. Kenikmatan yang rasanya ingin sekali agar kenikmatan itu bisa kekal selamanya. Sudah sepantasnya bagi makhluk Allah untuk bersyukur atas segalanya, serta bersabar atas ujiannya.
Nikmat bisa berupa suatu hadiah utk kita, tapi bisa juga menjadi ujian untuk menaikkan derajat kita. Untuk itu, kita seharusnya selalu bijaksana menanggapi nikmat yang Allah anugerahkan pada kita. Bersabar lalu syukuri atas segalanya, Insyaallah balasan terbaik akan diberikan pada kita, Aamiin Yaa Robbal Alamiin.
Kekurangannya mohon dimaafkan 🙏
*Rangkuman Ceramah Tarawih*
*28 Ramadan 1440 H*
*Oleh : Ust. M. Rasyid Ridhla, SH, SQ*
*Tema : Qiyamul Lail*
Dunia ini adalah ciptaan Allah SWT. Apapun yg kita lihat di dunia ini dipenuhi perasaan cinta kepada Allah. Alam dan seisinya selalu berdzikir kepada Allah SWT. Semua makhluk Allah berdzikir karena bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah.
Bisa bertemu dengan bulan Ramadan, bahkan bisa bertemu malam Lailatul Qadr merupakan kenikmatan yang luar biasa. Kenikmatan yang rasanya ingin sekali agar kenikmatan itu bisa kekal selamanya. Sudah sepantasnya bagi makhluk Allah untuk bersyukur atas segalanya, serta bersabar atas ujiannya.
Nikmat bisa berupa suatu hadiah utk kita, tapi bisa juga menjadi ujian untuk menaikkan derajat kita. Untuk itu, kita seharusnya selalu bijaksana menanggapi nikmat yang Allah anugerahkan pada kita. Bersabar lalu syukuri atas segalanya, Insyaallah balasan terbaik akan diberikan pada kita, Aamiin Yaa Robbal Alamiin.
Kekurangannya mohon dimaafkan 🙏
Rangkuman Hadits Arba'in ke 32 oleh Ust Riko Ryvano
HADITS KETIGAPULUH DUA
عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ سعْدُ بْنِ سِنَانِ الْخُدْرِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عليه وسلَّمَ قَالَ : لاَ ضَرَرَ وَلاَ ضِرَارَ
[حَدِيْثٌ حَسَنٌ رَوَاهُ ابْنُ مَاجَه وَالدَّارُقُطْنِي وَغَيْرُهُمَا مُسْنَداً، وَرَوَاهُ مَالِك فِي الْمُوَطَّأ مُرْسَلاً عَنْ عَمْرو بْنِ يَحْيَى عَنْ أَبِيْهِ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَسْقَطَ أَبَا سَعِيْدٍ وَلَهُ طُرُقٌ يُقَوِّي بَعْضُهَا بَعْضاً]
عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ سعْدُ بْنِ سِنَانِ الْخُدْرِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عليه وسلَّمَ قَالَ : لاَ ضَرَرَ وَلاَ ضِرَارَ
[حَدِيْثٌ حَسَنٌ رَوَاهُ ابْنُ مَاجَه وَالدَّارُقُطْنِي وَغَيْرُهُمَا مُسْنَداً، وَرَوَاهُ مَالِك فِي الْمُوَطَّأ مُرْسَلاً عَنْ عَمْرو بْنِ يَحْيَى عَنْ أَبِيْهِ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَسْقَطَ أَبَا سَعِيْدٍ وَلَهُ طُرُقٌ يُقَوِّي بَعْضُهَا بَعْضاً]
Kosa kata / مفردات :
ضرر :membahayakan diri ضرار :menimbulkan bahaya terhadap orang lain
Terjemah hadits / ترجمة الحديث :
Dari Abu Sa’id, Sa’ad bin Sinan Al Khudri radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah saw bersabda : “ Tidak boleh melakukan perbuatan(mudharat) yang mencelakakan diri sendiri dan orang lain “
(Hadits hasan diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Daruqutni serta selainnya dengan snad yang bersambung, juga diriwayatkan oleh Imam Malik dalam Muwattho’ secara mursal dari Amr bin Yahya dari bapaknya dari Rasulul-lah saw, dia tidak menyebutkan Abu Sa’id. Akan tetapi dia memiliki jalan-jalan yang menguatkan sebagiannya atas sebagian yang lain).
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث:
1. Larangan melakukan sesuatau yang berbahaya.
2. termasuk sesuatu yang diharamkan adalah sesuatu yang berbahaya seperti rokok, mengendarai kendaraan dengan ceroboh.
Rangkuman Hadits Arba'in ke 26 oleh Ust.Mariyono
*MASJID AGUNG IBNU BATUTAH*
*Rangkuman Ceramah Tarawih*
*26 Ramadan 1440 H*
*Oleh : Ust. Mariyono*
*Tema : Orang Kaya yang Membawa Pahala (Hadits Arba'in No. 25)*
عَنْ أَبِي ذَرٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ : أَنَّ نَاساً مِنْ أَصْحَابِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى الله عليه وسلم قَالُوا لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا رَسُوْلَ اللهِ، ذَهَبَ أَهْلُ الدُّثُوْرِ بِاْلأُجُوْرِ يُصَلُّوْنَ كَمَا نُصَلِّي، وَيَصُوْمُوْنَ كَمَا نَصُوْمُ، وَتَصَدَّقُوْنَ بِفُضُوْلِ أَمْوَالِهِمْ قَالَ : أَوَ لَيْسَ قَدْ جَعَلَ اللهُ لَكُمْ مَا يَتَصَدَّقُوْنَ : إِنَّ لَكُمْ بِكُلِّ تَسْبِيْحَةٍ صَدَقَةً وَكُلِّ تَكْبِيْرَةٍ صَدَقَةً وَكُلِّ تَحْمِيْدَةٍ صَدَقَةً، وَكُلِّ تَهْلِيْلَةٍ صَدَقَةً وَأَمْرٍ بِالْمَعْرُوْفِ صَدَقَةً وَنَهْيٍ عَن مُنْكَرٍ صَدَقَةً وَفِي بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةً قَالُوا : يَا رَسُوْلَ اللهِ أَيَأْتِي أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَيَكُوْنُ لَهُ فِيْهَا أَجْرٌ ؟ قَالَ : أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِي حَرَامٍ أَكَانَ عَلَيْهِ وِزْرٌ ؟ فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فِي الْحَلاَلِ كَانَ لَهُ أَجْرٌ .
[رواه مسلم]
Dari Abu Dzar radhiallahuanhu : Sesungguhnya sejumlah orang dari shahabat Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam: _“ Wahai Rasululullah, orang-orang kaya telah pergi dengan membawa pahala yang banyak, mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka puasa sebagaimana kami puasa dan mereka bersedekah dengan kelebihan harta mereka (sedang kami tidak dapat melakukannya)._
_(Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam) bersabda : Bukankah Allah telah menjadikan bagi kalian jalan untuk bersedekah ? :_
_*Sesungguhnya setiap tashbih merupakan sedekah, setiap takbir merupakan sedekah, setiap tahmid merupakan sedekah, setiap tahlil merupakan sedekah, amar ma’ruf nahi munkar merupakan sedekah dan setiap kemaluan kalian merupakan sedekah.*_ _Mereka bertanya : Ya Rasulullah masakah dikatakan berpahala seseorang diantara kami yang menyalurkan syahwatnya ?, beliau bersabda : Bagaimana pendapat kalian seandainya hal tersebut disalurkan dijalan yang haram, bukankah baginya dosa ?, demikianlah halnya jika hal tersebut diletakkan pada jalan yang halal, maka baginya mendapatkan pahala._
(Riwayat Muslim)
*Sedikit Penjabaran ttg hadits tersebut*
Kita mengetahui, bahwa banyak diantara para sahabat dikenal sebagai seorang yang kaya raya. Yang siap bersedekah membelanjakan hartanya dijalan Allah, bahkan dalam jumlah yg sangat besar. Lalu bagaimana dengan kaum muslimin yang lain, yang dikarunia oleh Allah harta yang hanya cukup utk memenuhi kebutuhan sehari2. Kita pun ingin seperti para sahabat Rasul yang dermawan. Menyeimbangkan hubungan dengan Allah dan hubungan dengan manusia.
Sehingga, pada hadits diatas, Rasul menjelaskan, bahwa setiap muslim bisa bersedekah. Sedekah tidak hanya berupa harta benda, dalam hadits tersebut dijelaskan bahwa :
بِكُلِّ تَسْبِيْحَةٍ صَدَقَةً وَكُلِّ تَكْبِيْرَةٍ صَدَقَةً وَكُلِّ تَحْمِيْدَةٍ صَدَقَةً، وَكُلِّ تَهْلِيْلَةٍ صَدَقَةً وَأَمْرٍ بِالْمَعْرُوْفِ صَدَقَةً وَنَهْيٍ عَن مُنْكَرٍ صَدَقَةً وَفِي بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةً
_*Sesungguhnya setiap tashbih merupakan sedekah, setiap takbir merupakan sedekah, setiap tahmid merupakan sedekah, setiap tahlil merupakan sedekah, amar ma’ruf nahi munkar merupakan sedekah dan setiap kemaluan kalian merupakan sedekah.*_
Tidak hanya itu, selanjutnya dijelaskan juga :
قَالُوا : يَا رَسُوْلَ اللهِ أَيَأْتِي أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَيَكُوْنُ لَهُ فِيْهَا أَجْرٌ ؟ قَالَ : أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِي حَرَامٍ أَكَانَ عَلَيْهِ وِزْرٌ ؟ فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فِي الْحَلاَلِ كَانَ لَهُ أَجْرٌ .
_*Mereka bertanya : Ya Rasulullah masakah dikatakan berpahala seseorang diantara kami yang menyalurkan syahwatnya ?, beliau bersabda : Bagaimana pendapat kalian seandainya hal tersebut disalurkan dijalan yang haram, bukankah baginya dosa ?, demikianlah halnya jika hal tersebut diletakkan pada jalan yang halal, maka baginya mendapatkan pahala.*_
Bahkan menyalurkan syahwat kepada pasangan yang halal pun juga dihitung sedekah oleh Allah.
Kekurangannya mohon dimaafkan 🙏
*Rangkuman Ceramah Tarawih*
*26 Ramadan 1440 H*
*Oleh : Ust. Mariyono*
*Tema : Orang Kaya yang Membawa Pahala (Hadits Arba'in No. 25)*
عَنْ أَبِي ذَرٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ : أَنَّ نَاساً مِنْ أَصْحَابِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى الله عليه وسلم قَالُوا لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا رَسُوْلَ اللهِ، ذَهَبَ أَهْلُ الدُّثُوْرِ بِاْلأُجُوْرِ يُصَلُّوْنَ كَمَا نُصَلِّي، وَيَصُوْمُوْنَ كَمَا نَصُوْمُ، وَتَصَدَّقُوْنَ بِفُضُوْلِ أَمْوَالِهِمْ قَالَ : أَوَ لَيْسَ قَدْ جَعَلَ اللهُ لَكُمْ مَا يَتَصَدَّقُوْنَ : إِنَّ لَكُمْ بِكُلِّ تَسْبِيْحَةٍ صَدَقَةً وَكُلِّ تَكْبِيْرَةٍ صَدَقَةً وَكُلِّ تَحْمِيْدَةٍ صَدَقَةً، وَكُلِّ تَهْلِيْلَةٍ صَدَقَةً وَأَمْرٍ بِالْمَعْرُوْفِ صَدَقَةً وَنَهْيٍ عَن مُنْكَرٍ صَدَقَةً وَفِي بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةً قَالُوا : يَا رَسُوْلَ اللهِ أَيَأْتِي أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَيَكُوْنُ لَهُ فِيْهَا أَجْرٌ ؟ قَالَ : أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِي حَرَامٍ أَكَانَ عَلَيْهِ وِزْرٌ ؟ فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فِي الْحَلاَلِ كَانَ لَهُ أَجْرٌ .
[رواه مسلم]
Dari Abu Dzar radhiallahuanhu : Sesungguhnya sejumlah orang dari shahabat Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam: _“ Wahai Rasululullah, orang-orang kaya telah pergi dengan membawa pahala yang banyak, mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka puasa sebagaimana kami puasa dan mereka bersedekah dengan kelebihan harta mereka (sedang kami tidak dapat melakukannya)._
_(Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam) bersabda : Bukankah Allah telah menjadikan bagi kalian jalan untuk bersedekah ? :_
_*Sesungguhnya setiap tashbih merupakan sedekah, setiap takbir merupakan sedekah, setiap tahmid merupakan sedekah, setiap tahlil merupakan sedekah, amar ma’ruf nahi munkar merupakan sedekah dan setiap kemaluan kalian merupakan sedekah.*_ _Mereka bertanya : Ya Rasulullah masakah dikatakan berpahala seseorang diantara kami yang menyalurkan syahwatnya ?, beliau bersabda : Bagaimana pendapat kalian seandainya hal tersebut disalurkan dijalan yang haram, bukankah baginya dosa ?, demikianlah halnya jika hal tersebut diletakkan pada jalan yang halal, maka baginya mendapatkan pahala._
(Riwayat Muslim)
*Sedikit Penjabaran ttg hadits tersebut*
Kita mengetahui, bahwa banyak diantara para sahabat dikenal sebagai seorang yang kaya raya. Yang siap bersedekah membelanjakan hartanya dijalan Allah, bahkan dalam jumlah yg sangat besar. Lalu bagaimana dengan kaum muslimin yang lain, yang dikarunia oleh Allah harta yang hanya cukup utk memenuhi kebutuhan sehari2. Kita pun ingin seperti para sahabat Rasul yang dermawan. Menyeimbangkan hubungan dengan Allah dan hubungan dengan manusia.
Sehingga, pada hadits diatas, Rasul menjelaskan, bahwa setiap muslim bisa bersedekah. Sedekah tidak hanya berupa harta benda, dalam hadits tersebut dijelaskan bahwa :
بِكُلِّ تَسْبِيْحَةٍ صَدَقَةً وَكُلِّ تَكْبِيْرَةٍ صَدَقَةً وَكُلِّ تَحْمِيْدَةٍ صَدَقَةً، وَكُلِّ تَهْلِيْلَةٍ صَدَقَةً وَأَمْرٍ بِالْمَعْرُوْفِ صَدَقَةً وَنَهْيٍ عَن مُنْكَرٍ صَدَقَةً وَفِي بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةً
_*Sesungguhnya setiap tashbih merupakan sedekah, setiap takbir merupakan sedekah, setiap tahmid merupakan sedekah, setiap tahlil merupakan sedekah, amar ma’ruf nahi munkar merupakan sedekah dan setiap kemaluan kalian merupakan sedekah.*_
Tidak hanya itu, selanjutnya dijelaskan juga :
قَالُوا : يَا رَسُوْلَ اللهِ أَيَأْتِي أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَيَكُوْنُ لَهُ فِيْهَا أَجْرٌ ؟ قَالَ : أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِي حَرَامٍ أَكَانَ عَلَيْهِ وِزْرٌ ؟ فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فِي الْحَلاَلِ كَانَ لَهُ أَجْرٌ .
_*Mereka bertanya : Ya Rasulullah masakah dikatakan berpahala seseorang diantara kami yang menyalurkan syahwatnya ?, beliau bersabda : Bagaimana pendapat kalian seandainya hal tersebut disalurkan dijalan yang haram, bukankah baginya dosa ?, demikianlah halnya jika hal tersebut diletakkan pada jalan yang halal, maka baginya mendapatkan pahala.*_
Bahkan menyalurkan syahwat kepada pasangan yang halal pun juga dihitung sedekah oleh Allah.
Kekurangannya mohon dimaafkan 🙏
Rangkuman Hadits Arba'in ke 25 oleh Ust. Iyus Ruslan
*MASJID AGUNG IBNU BATUTAH*
*Rangkuman Ceramah Tarawih*
*25 Ramadan 1440 H*
*Oleh : Ust. Iyus Ruslan*
*Tema : Kebaikan dan Dosa (Hadits Arba'in No. 27)*
عَنْ النَّوَّاسِ بنِ سَمْعَانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى الله عليه وسلم قَالَ : الْبِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ وَاْلإِثْمُ مَا حَاكَ فِي نَفْسِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ
وَعَنْ وَابِصَةَ بْنِ مَعْبَد رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : أَتَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : جِئْتَ تَسْألُ عَنِ الْبِرِّ قُلْتُ : نَعَمْ، قَالَ : اِسْتَفْتِ قَلْبَكَ، الْبِرُّ مَا اطْمَأَنَّتْ إِلَيْهِ النَّفْسُ وَاطْمَأَنَّ إِلَيْهِ الْقَلْبُ، وَاْلإِثْمُ مَا حَاكَ فِي النَّفْسِ وَتَرَدَّدَ فِي الصَّدْرِ، وَإِنْ أَفْتَاكَ النَّاسُ وَأَفْتَوْكَ
Dari Nawwas bin Sam’an radhiallahuanhu, dari Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda:
_“Kebaikan adalah akhlak yang baik, dan dosa adalah apa yang terasa mengaggu jiwamu dan engkau tidak suka jika diketahui manusia “_
*(Riwayat Muslim)*
Riwayat lain juga menyebutkan dari Wabishah bin Ma’bad radhiallahuanhu dia berkata: Saya mendatangi Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam, lalu beliau bersabda:
_Engkau datang untuk menanyakan kebaikan? Saya menjwab: Ya. Beliau bersabda: Mintalah pendapat dari hatimu._
_Kebaikan adalah apa yang jiwa dan hati tenang karenanya dan dosa adalah apa yang terasa mengganggu jiwa dan menimbulkan keragu-raguan dalam dada meskipun orang-orang memberi fatwa kepadamu dan mereka membenarkannya._
*(Hadits hasan kami riwayatkan dari dua musnad Imam Ahmad bin Hanbal dan Ad Darimi dengan sanad yang hasan)*
*Sedikit Penjabaran tentang hadits tersebut*
1. الْبِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ وَاْلإِثْمُ مَا حَاكَ فِي نَفْسِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ
_“Kebaikan adalah akhlak yang baik, dan dosa adalah apa yang terasa mengaggu jiwamu dan engkau tidak suka jika diketahui manusia “_
Kebaikan adalah apa2 yang berasal dari hati. Semua manusia dilahirkan dengan fitrah. Itu membuat manusia akan condong dalam berbuat kebaikan. Kata hati pasti akan mengarahkan kita pada perbuatan baik. Tinggal kita saja yang mau mengikutinya atau tidak.
Melakukan kebaikan sekecil apapun pasti akan dibalas oleh Allah baik dibalas di dunia ataupun di akhirat kelak. Balasan kebaikan untuk makhluk Allah akan dibalas dengan kebaikan yang amat besar. Bahkan mungkin, dunia pun tak cukup untuk menampungnya. Seperti balasan bagi orang yang melakukan shalat sunnah 2 rakaat sebelum shubuh. Maka pahala orang itu lebih baik dari dunia dan seisinya. Balasan itu bukan untuk semua orang, tapi setiap orang akan mendapatkan balasan tersebut. Itulah, Maha Besarnya Allah, Maha Pengasih tak pilih kasih, Maha Penyayang berlimpah sayang.
Lalu untuk dosa. Dosa adalah apa2 yang terasa mengganggu jiwamu dan membuatmu tidak tenang. Tidak ada satupun pelaku dosa yang tenang akan perbuatannya. Itulah sebabnya, Allah menyuruh hambaNya utk selalu memohon ampun padaNya. Karena, sebagai hambaNya kita pasti selalu berbuat dosa. Entah kecil ataupun besar, yang terasa atau tidak terasa karena sudah terbiasa.
Allah Rahmanurrohim, sangatlah baik kepada kita. Kalau kita bermaksiat, Allah perintahkan malaikat yang mecatat dosa kita untuk diam, tidak perlu mengumumkan pada malaikat yang lain, lalu ditutuplah aib kita.
Lalu, ketika kita bertaubat, Allah umumkan kepada seluruh penduduk langit, _"Lihat, hambaKu sedang bertaubat"_
*Allahurobbi, besarnya kasih sayang Allah*
Kekurangannya mohon dimaafkan 🙏
*Rangkuman Ceramah Tarawih*
*25 Ramadan 1440 H*
*Oleh : Ust. Iyus Ruslan*
*Tema : Kebaikan dan Dosa (Hadits Arba'in No. 27)*
عَنْ النَّوَّاسِ بنِ سَمْعَانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى الله عليه وسلم قَالَ : الْبِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ وَاْلإِثْمُ مَا حَاكَ فِي نَفْسِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ
وَعَنْ وَابِصَةَ بْنِ مَعْبَد رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : أَتَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : جِئْتَ تَسْألُ عَنِ الْبِرِّ قُلْتُ : نَعَمْ، قَالَ : اِسْتَفْتِ قَلْبَكَ، الْبِرُّ مَا اطْمَأَنَّتْ إِلَيْهِ النَّفْسُ وَاطْمَأَنَّ إِلَيْهِ الْقَلْبُ، وَاْلإِثْمُ مَا حَاكَ فِي النَّفْسِ وَتَرَدَّدَ فِي الصَّدْرِ، وَإِنْ أَفْتَاكَ النَّاسُ وَأَفْتَوْكَ
Dari Nawwas bin Sam’an radhiallahuanhu, dari Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda:
_“Kebaikan adalah akhlak yang baik, dan dosa adalah apa yang terasa mengaggu jiwamu dan engkau tidak suka jika diketahui manusia “_
*(Riwayat Muslim)*
Riwayat lain juga menyebutkan dari Wabishah bin Ma’bad radhiallahuanhu dia berkata: Saya mendatangi Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam, lalu beliau bersabda:
_Engkau datang untuk menanyakan kebaikan? Saya menjwab: Ya. Beliau bersabda: Mintalah pendapat dari hatimu._
_Kebaikan adalah apa yang jiwa dan hati tenang karenanya dan dosa adalah apa yang terasa mengganggu jiwa dan menimbulkan keragu-raguan dalam dada meskipun orang-orang memberi fatwa kepadamu dan mereka membenarkannya._
*(Hadits hasan kami riwayatkan dari dua musnad Imam Ahmad bin Hanbal dan Ad Darimi dengan sanad yang hasan)*
*Sedikit Penjabaran tentang hadits tersebut*
1. الْبِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ وَاْلإِثْمُ مَا حَاكَ فِي نَفْسِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ
_“Kebaikan adalah akhlak yang baik, dan dosa adalah apa yang terasa mengaggu jiwamu dan engkau tidak suka jika diketahui manusia “_
Kebaikan adalah apa2 yang berasal dari hati. Semua manusia dilahirkan dengan fitrah. Itu membuat manusia akan condong dalam berbuat kebaikan. Kata hati pasti akan mengarahkan kita pada perbuatan baik. Tinggal kita saja yang mau mengikutinya atau tidak.
Melakukan kebaikan sekecil apapun pasti akan dibalas oleh Allah baik dibalas di dunia ataupun di akhirat kelak. Balasan kebaikan untuk makhluk Allah akan dibalas dengan kebaikan yang amat besar. Bahkan mungkin, dunia pun tak cukup untuk menampungnya. Seperti balasan bagi orang yang melakukan shalat sunnah 2 rakaat sebelum shubuh. Maka pahala orang itu lebih baik dari dunia dan seisinya. Balasan itu bukan untuk semua orang, tapi setiap orang akan mendapatkan balasan tersebut. Itulah, Maha Besarnya Allah, Maha Pengasih tak pilih kasih, Maha Penyayang berlimpah sayang.
Lalu untuk dosa. Dosa adalah apa2 yang terasa mengganggu jiwamu dan membuatmu tidak tenang. Tidak ada satupun pelaku dosa yang tenang akan perbuatannya. Itulah sebabnya, Allah menyuruh hambaNya utk selalu memohon ampun padaNya. Karena, sebagai hambaNya kita pasti selalu berbuat dosa. Entah kecil ataupun besar, yang terasa atau tidak terasa karena sudah terbiasa.
Allah Rahmanurrohim, sangatlah baik kepada kita. Kalau kita bermaksiat, Allah perintahkan malaikat yang mecatat dosa kita untuk diam, tidak perlu mengumumkan pada malaikat yang lain, lalu ditutuplah aib kita.
Lalu, ketika kita bertaubat, Allah umumkan kepada seluruh penduduk langit, _"Lihat, hambaKu sedang bertaubat"_
*Allahurobbi, besarnya kasih sayang Allah*
Kekurangannya mohon dimaafkan 🙏
Rangkuman Hadits Arba'in ke 24 oleh Ustad Mufidz Ibnu Mathor
*MASJID AGUNG IBNU BATUTAH*
*Rangkuman Ceramah Tarawih*
*24 Ramadan 1440 H*
*Oleh : Ust. Mufidz Ibnu Mathor*
*Tema : Diharamkannya Kezaliman (Hadits Arba'in No. 24)*
عن أَبِي ذَرٍّ الْغِفَارِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيْمَا يَرْوِيْهِ عَنْ رَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ أَنَّهُ قَالَ : يَا عِبَادِي إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلىَ نَفْسِي وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّماً، فَلاَ تَظَالَمُوا . يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ ضَالٌّ إِلاَّ مَنْ هَدَيْتُهُ، فَاسْتَهْدُوْنِي أَهْدِكُمْ . يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ جَائِعٌ إِلاَّ مَنْ أَطْعَمْتُهُ فَاسْتَطْعِمُوْنِي أَطْعِمْكُمْ . يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ عَارٍ إِلاَّ مَنْ كَسَوْتُهُ فَاسْتَكْسُوْنِي أَكْسُكُمْ . يَا عِبَادِي إِنَّكُمْ تُخْطِئُوْنَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَأَناَ أَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعاً، فَاسْتَغْفِرُوْنِي أَغْفِرْ لَكُمْ، يَا عِبَادِي إِنَّكُمْ لَنْ تَبْلُغُوا ضُرِّي فَتَضُرُّوْنِي، وَلَنْ تَبْلُغُوا نَفْعِي فَتَنْفَعُوْنِي . يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا زَادَ ذَلِكَ فِي مُلْكِي شَيْئاً . يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِنْ مُلْكِي شَيْئاً . يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ قَامُوا فِي صَعِيْدٍ وَاحِدٍ فَسَأَلُوْنِي فَأَعْطَيْتُ كُلَّ وَاحِدٍ مَسْأَلَتَهُ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِمَّا عِنْدِي إِلاَّ كَمَا يَنْقُصُ الْمَخِيْطُ إِذَا أُدْخِلَ الْبَحْرَ . يَا عِبَادِي إِنَّمَا هِيَ أَعَمَالُكُمْ أُحْصِيْهَا لَكُمْ ثُمَّ أُوْفِيْكُمْ إِيَّاهَا فَمَنْ وَجَدَ خَيْراً فَلْيَحْمَدِ اللهَ وَمَنْ وَجَدَ غَيْرَ ذَلِكَ فَلاَ يَلُوْمَنَّ إِلاَّ نَفْسَهُ
Dari Abu Dzar Al Ghifari radhiallahuanhu dari Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam sebagaimana beliau riwayatkan dari Rabbnya Azza Wajalla bahwa Dia berfirman:
_Wahai hambaku, sesungguhya aku telah mengharamkan kezaliman atas diri-Ku dan Aku telah menetapkan haramnya (kezaliman itu) diantara kalian, maka janganlah kalian saling berlaku zalim._
_Wahai hambaku semua kalian adalah sesat kecuali siapa yang Aku beri hidayah, maka mintalah hidayah kepada-Ku niscaya Aku akan memberikan kalian hidayah._
_Wahai hambaku, kalian semuanya kelaparan kecuali siapa yang aku berikan kepadanya makanan, maka mintalah makan kepada-Ku niscaya Aku berikan kalian makanan._
_Wahai hamba-Ku, kalian semuanya telanjang kecuali siapa yang aku berikan kepadanya pakaian, maka mintalah pakaian kepada-Ku niscaya Aku berikan kalian pakaian._
_Wahai hamba-Ku kalian semuanya melakukan kesalahan pada malam dan siang hari dan Aku mengampuni dosa semuanya, maka mintalah ampun kepada-Ku niscaya akan Aku ampuni._
_Wahai hamba-Ku sesungguhnya tidak ada kemudharatan yang dapat kalian lakukan kepada-Ku sebagaimana tidak ada kemanfaatan yang kalian berikan kepada-Ku._
_Wahai hambaku seandainya sejak orang pertama di antara kalian sampai orang terakhir, dari kalangan manusia dan jin semuanya berada dalam keadaan paling bertakwa di antara kamu, niscaya hal tersebut tidak menambah kerajaan-Ku sedikitpun._
Wahai hamba-Ku seandainya sejak orang _pertama di antara kalian sampai orang terakhir, dari golongan manusia dan jin di antara kalian, semuanya seperti orang yang paling durhaka di antara kalian, niscaya hal itu tidak mengurangi kerajaan-Ku sedikitpun juga._
_Wahai hamba-Ku, seandainya sejak orang pertama di antara kalian sampai orang terakhir semuanya berdiri di sebuah bukit lalu kalian meminta kepada-Ku, lalu setiap orang yang meminta Aku penuhi, niscaya hal itu tidak mengurangi apa yang ada pada-Ku kecuali bagaikan sebuah jarum yang dicelupkan di tengah lautan._
_Wahai hamba-Ku, sesungguhnya semua perbuatan kalian akan diperhitungkan untuk kalian kemudian diberikan balasannya, siapa yang banyak mendapatkan kebaikaan maka hendaklah dia bersyukur kepada Allah dan siapa yang menemukan selain (kebaikan) itu janganlah ada yang dicela kecuali dirinya._
*(Riwayat Muslim)*
*Sedikit Penjabaran tentang Hadits tersebut*
Dzalim adalah lawan kata dari adil. Yang berarti Dzalim adalah menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya
1. يَا عِبَادِي إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلىَ نَفْسِي
_Wahai hambaku, sesungguhya aku telah mengharamkan kezaliman atas diri-Ku_
Allah tidak akan menghukum hambaNya jika hambaNya memang tidak pantas untuk dihukum. Allah hanya akan menghukum mereka2 yang melakukan perilaku menyimpang dari aturanNya. Meskipun sebenarnya, Allah memiliki hak utk menghukum siapapun yang dikehendakiNya, tetapi Allah tidak melakukannya. Allah Maha Adil. Allah menyayangi yang berhak disayangi dan Allah menghukum yang pantas dihukum. Itulah yang dimaksud Allah mengharamkan (re : tidak mengizinkan) diriNya utk berlaku zalim pada makhlukNya.
2. وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّماً
_dan Aku telah menetapkan haramnya (kezaliman itu) diantara kalian, maka janganlah kalian saling berlaku zalim._
Allah juga mengharamkan perbuatan zalim diantara makhlukNya. Sehingga tidak ada satu makhluk pun yang diperkenankan oleh Allah berbuat zalim
3. يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ ضَالٌّ إِلاَّ مَنْ هَدَيْتُهُ، فَاسْتَهْدُوْنِي أَهْدِكُمْ
_Wahai hambaku semua kalian adalah sesat kecuali siapa yang Aku beri hidayah, maka mintalah hidayah kepada-Ku niscaya Aku akan memberikan kalian hidayah._
Hanya Allah yang bisa dan berhak memberi hidayah (petunjuk)kepada siapapun yang dikehendakiNya. Untuk itu, Allah memerintahkan agar kita senantiasa berdoa, meminta kepada Allah agar kita selalu diberikan hidayah. Allah pun akan memberikan hidayah kepada yang memintanya.
اهدنا الصراط المستقيم
_Tunjukkanlah kami jalan yang lurus_
4. يَا عِبَادِي إِنَّكُمْ تُخْطِئُوْنَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَأَناَ أَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعاً، فَاسْتَغْفِرُوْنِي أَغْفِرْ لَكُمْ
_Wahai hamba-Ku kalian semuanya melakukan kesalahan pada malam dan siang hari dan Aku mengampuni dosa semuanya, maka mintalah ampun kepada-Ku niscaya akan Aku ampuni._
Semua manusia pernah melakukan perbuatan dosa. Entah pada pagi, siang, sore, atau malam harinya. Itu sebabnya kita diajarkan kalimat indah yang berisi pengakuan kesalahan kita. استغفرواﷲ العظيم
Ampunan Allah amat luas. Maka mohonlah ampun padaNya. Allah akan mengampuni hambaNya yang memohon ampun padaNya. Hanya saja, tipu daya setan sering membuat kita merasa tidak bersalah setelah melakukan kesalahan. Sehingga membuat kita enggan bertaubat dan akhirnya bisa menjerumuskan kita kepada api neraka. _Naudzubillah min dzalik_
Kita ini lemah sebagai manusia, karena itu, Allah menyediakan do'a. Do'a bukan hanya soal transaksi. Ini juga bagaimana tentang kita mengakui : *Dia (Allah), takkan pernah pergi*
Kekurangannya mohon dimaafkan 🙏
*Rangkuman Ceramah Tarawih*
*24 Ramadan 1440 H*
*Oleh : Ust. Mufidz Ibnu Mathor*
*Tema : Diharamkannya Kezaliman (Hadits Arba'in No. 24)*
عن أَبِي ذَرٍّ الْغِفَارِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيْمَا يَرْوِيْهِ عَنْ رَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ أَنَّهُ قَالَ : يَا عِبَادِي إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلىَ نَفْسِي وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّماً، فَلاَ تَظَالَمُوا . يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ ضَالٌّ إِلاَّ مَنْ هَدَيْتُهُ، فَاسْتَهْدُوْنِي أَهْدِكُمْ . يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ جَائِعٌ إِلاَّ مَنْ أَطْعَمْتُهُ فَاسْتَطْعِمُوْنِي أَطْعِمْكُمْ . يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ عَارٍ إِلاَّ مَنْ كَسَوْتُهُ فَاسْتَكْسُوْنِي أَكْسُكُمْ . يَا عِبَادِي إِنَّكُمْ تُخْطِئُوْنَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَأَناَ أَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعاً، فَاسْتَغْفِرُوْنِي أَغْفِرْ لَكُمْ، يَا عِبَادِي إِنَّكُمْ لَنْ تَبْلُغُوا ضُرِّي فَتَضُرُّوْنِي، وَلَنْ تَبْلُغُوا نَفْعِي فَتَنْفَعُوْنِي . يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا زَادَ ذَلِكَ فِي مُلْكِي شَيْئاً . يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِنْ مُلْكِي شَيْئاً . يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ قَامُوا فِي صَعِيْدٍ وَاحِدٍ فَسَأَلُوْنِي فَأَعْطَيْتُ كُلَّ وَاحِدٍ مَسْأَلَتَهُ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِمَّا عِنْدِي إِلاَّ كَمَا يَنْقُصُ الْمَخِيْطُ إِذَا أُدْخِلَ الْبَحْرَ . يَا عِبَادِي إِنَّمَا هِيَ أَعَمَالُكُمْ أُحْصِيْهَا لَكُمْ ثُمَّ أُوْفِيْكُمْ إِيَّاهَا فَمَنْ وَجَدَ خَيْراً فَلْيَحْمَدِ اللهَ وَمَنْ وَجَدَ غَيْرَ ذَلِكَ فَلاَ يَلُوْمَنَّ إِلاَّ نَفْسَهُ
Dari Abu Dzar Al Ghifari radhiallahuanhu dari Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam sebagaimana beliau riwayatkan dari Rabbnya Azza Wajalla bahwa Dia berfirman:
_Wahai hambaku, sesungguhya aku telah mengharamkan kezaliman atas diri-Ku dan Aku telah menetapkan haramnya (kezaliman itu) diantara kalian, maka janganlah kalian saling berlaku zalim._
_Wahai hambaku semua kalian adalah sesat kecuali siapa yang Aku beri hidayah, maka mintalah hidayah kepada-Ku niscaya Aku akan memberikan kalian hidayah._
_Wahai hambaku, kalian semuanya kelaparan kecuali siapa yang aku berikan kepadanya makanan, maka mintalah makan kepada-Ku niscaya Aku berikan kalian makanan._
_Wahai hamba-Ku, kalian semuanya telanjang kecuali siapa yang aku berikan kepadanya pakaian, maka mintalah pakaian kepada-Ku niscaya Aku berikan kalian pakaian._
_Wahai hamba-Ku kalian semuanya melakukan kesalahan pada malam dan siang hari dan Aku mengampuni dosa semuanya, maka mintalah ampun kepada-Ku niscaya akan Aku ampuni._
_Wahai hamba-Ku sesungguhnya tidak ada kemudharatan yang dapat kalian lakukan kepada-Ku sebagaimana tidak ada kemanfaatan yang kalian berikan kepada-Ku._
_Wahai hambaku seandainya sejak orang pertama di antara kalian sampai orang terakhir, dari kalangan manusia dan jin semuanya berada dalam keadaan paling bertakwa di antara kamu, niscaya hal tersebut tidak menambah kerajaan-Ku sedikitpun._
Wahai hamba-Ku seandainya sejak orang _pertama di antara kalian sampai orang terakhir, dari golongan manusia dan jin di antara kalian, semuanya seperti orang yang paling durhaka di antara kalian, niscaya hal itu tidak mengurangi kerajaan-Ku sedikitpun juga._
_Wahai hamba-Ku, seandainya sejak orang pertama di antara kalian sampai orang terakhir semuanya berdiri di sebuah bukit lalu kalian meminta kepada-Ku, lalu setiap orang yang meminta Aku penuhi, niscaya hal itu tidak mengurangi apa yang ada pada-Ku kecuali bagaikan sebuah jarum yang dicelupkan di tengah lautan._
_Wahai hamba-Ku, sesungguhnya semua perbuatan kalian akan diperhitungkan untuk kalian kemudian diberikan balasannya, siapa yang banyak mendapatkan kebaikaan maka hendaklah dia bersyukur kepada Allah dan siapa yang menemukan selain (kebaikan) itu janganlah ada yang dicela kecuali dirinya._
*(Riwayat Muslim)*
*Sedikit Penjabaran tentang Hadits tersebut*
Dzalim adalah lawan kata dari adil. Yang berarti Dzalim adalah menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya
1. يَا عِبَادِي إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلىَ نَفْسِي
_Wahai hambaku, sesungguhya aku telah mengharamkan kezaliman atas diri-Ku_
Allah tidak akan menghukum hambaNya jika hambaNya memang tidak pantas untuk dihukum. Allah hanya akan menghukum mereka2 yang melakukan perilaku menyimpang dari aturanNya. Meskipun sebenarnya, Allah memiliki hak utk menghukum siapapun yang dikehendakiNya, tetapi Allah tidak melakukannya. Allah Maha Adil. Allah menyayangi yang berhak disayangi dan Allah menghukum yang pantas dihukum. Itulah yang dimaksud Allah mengharamkan (re : tidak mengizinkan) diriNya utk berlaku zalim pada makhlukNya.
2. وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّماً
_dan Aku telah menetapkan haramnya (kezaliman itu) diantara kalian, maka janganlah kalian saling berlaku zalim._
Allah juga mengharamkan perbuatan zalim diantara makhlukNya. Sehingga tidak ada satu makhluk pun yang diperkenankan oleh Allah berbuat zalim
3. يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ ضَالٌّ إِلاَّ مَنْ هَدَيْتُهُ، فَاسْتَهْدُوْنِي أَهْدِكُمْ
_Wahai hambaku semua kalian adalah sesat kecuali siapa yang Aku beri hidayah, maka mintalah hidayah kepada-Ku niscaya Aku akan memberikan kalian hidayah._
Hanya Allah yang bisa dan berhak memberi hidayah (petunjuk)kepada siapapun yang dikehendakiNya. Untuk itu, Allah memerintahkan agar kita senantiasa berdoa, meminta kepada Allah agar kita selalu diberikan hidayah. Allah pun akan memberikan hidayah kepada yang memintanya.
اهدنا الصراط المستقيم
_Tunjukkanlah kami jalan yang lurus_
4. يَا عِبَادِي إِنَّكُمْ تُخْطِئُوْنَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَأَناَ أَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعاً، فَاسْتَغْفِرُوْنِي أَغْفِرْ لَكُمْ
_Wahai hamba-Ku kalian semuanya melakukan kesalahan pada malam dan siang hari dan Aku mengampuni dosa semuanya, maka mintalah ampun kepada-Ku niscaya akan Aku ampuni._
Semua manusia pernah melakukan perbuatan dosa. Entah pada pagi, siang, sore, atau malam harinya. Itu sebabnya kita diajarkan kalimat indah yang berisi pengakuan kesalahan kita. استغفرواﷲ العظيم
Ampunan Allah amat luas. Maka mohonlah ampun padaNya. Allah akan mengampuni hambaNya yang memohon ampun padaNya. Hanya saja, tipu daya setan sering membuat kita merasa tidak bersalah setelah melakukan kesalahan. Sehingga membuat kita enggan bertaubat dan akhirnya bisa menjerumuskan kita kepada api neraka. _Naudzubillah min dzalik_
Kita ini lemah sebagai manusia, karena itu, Allah menyediakan do'a. Do'a bukan hanya soal transaksi. Ini juga bagaimana tentang kita mengakui : *Dia (Allah), takkan pernah pergi*
Kekurangannya mohon dimaafkan 🙏
Sabtu, 01 Juni 2019
Rangkuman Hadits Arba'in ke 2 oleh Ust. Faisol Tantowi

2 Ramadan 1440 H
Oleh : Ust. Faisol Tantowi
عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضًا قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ, لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ, حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم, فأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ, وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ, وَ قَالَ : يَا مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِسْلاَمِ, فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم : اَلإِسْلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَإِ لَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ, وَتُقِيْمُ الصَّلاَةَ, وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ, وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ, وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً. قَالَ : صَدَقْتُ. فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْئَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِيْمَانِ, قَالَ : أَنْ بِاللهِ, وَمَلاَئِكَتِهِ, وَكُتُبِهِ, وَرُسُلِهِ, وَالْيَوْمِ الآخِرِ, وَ تُؤْمِنَ بِالْقَدْرِ خَيْرِهِ وَ شَرِّهِ. قَالَ : صَدَقْتَ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِحْسَانِ, قَالَ : أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ السَّاعَةِ قَالَ : مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنْ أَمَارَاتِهَا, قَالَ : أَنْ تَلِدَ الأَمَةُ رَبَّتَهَا, وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِيْ الْبُنْيَانِ, ثم اَنْطَلَقَ, فَلَبِثْتُ مَلِيًّا, ثُمَّ قَالَ : يَا عُمَرُ, أَتَدْرِيْ مَنِ السَّائِل؟ قُلْتُ : اللهُ وَ رَسُوْلُهُ أَعْلَمُ. قَالَ : فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ. (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)
Umar bin Khaththab RA berkata :
Suatu ketika, kami (para sahabat) duduk di dekat Rasululah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tiba-tiba muncul kepada kami seorang lelaki mengenakan pakaian yang sangat putih dan rambutnya amat hitam. Tak terlihat padanya tanda-tanda bekas perjalanan, dan tak ada seorang pun di antara kami yang mengenalnya. Ia segera duduk di hadapan Nabi, lalu lututnya disandarkan kepada lutut Nabi dan meletakkan kedua tangannya di atas kedua paha Nabi, kemudian ia berkata :
“Hai, Muhammad! Beritahukan kepadaku tentang Islam.”
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
”Islam adalah, engkau bersaksi tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah, dan sesungguhnya Muhammad adalah Rasul Allah;
menegakkan shalat;
menunaikan zakat;
berpuasa di bulan Ramadhan,
dan engkau menunaikan haji ke Baitullah, jika engkau telah mampu melakukannya,” lelaki itu berkata,”Engkau benar,” maka kami heran, ia yang bertanya ia pula yang membenarkannya.
Kemudian ia bertanya lagi: “Beritahukan kepadaku tentang Iman”.
Nabi menjawab,”Iman adalah, engkau beriman kepada Allah;
malaikatNya;
kitab-kitabNya;
para RasulNya;
hari Akhir,
dan beriman kepada takdir Allah yang baik dan yang buruk,”
ia berkata, “Engkau benar.”
Dia bertanya lagi: “Beritahukan kepadaku tentang ihsan”.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,”Hendaklah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatNya. Kalaupun engkau tidak melihatNya, sesungguhnya Dia melihatmu.”
Lelaki itu berkata lagi : “Beritahukan kepadaku kapan terjadi Kiamat?”
Nabi menjawab,”Yang ditanya tidaklah lebih tahu daripada yang bertanya.”
Dia pun bertanya lagi : “Beritahukan kepadaku tentang tanda-tandanya!”
Nabi menjawab,”Jika seorang budak wanita telah melahirkan tuannya;
jika engkau melihat orang yang bertelanjang kaki, tanpa memakai baju (miskin) serta pengembala kambing telah saling berlomba dalam mendirikan bangunan megah yang menjulang tinggi.”
Kemudian lelaki tersebut segera pergi. Aku pun terdiam, sehingga Nabi bertanya kepadaku : “Wahai, Umar! Tahukah engkau, siapa yang bertanya tadi?”
Aku menjawab,”Allah dan RasulNya lebih mengetahui,”
Beliau bersabda,”Dia adalah Jibril yang mengajarkan kalian tentang agama kalian.” [HR Muslim, no. 8]
Sedikit Penjabaran tentang hadits tersebut
1. رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ
Seorang lelaki mengenakan pakaian yang sangat putih
Maksudnya : pakaian putih merupakan pakaian yang paling utama. Ketika menuntut ilmu dengan mengenakan pakaian putih hukumnya sunnah.
2. شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ
Amat hitam rambutnya
Maksudnya : alangkah baiknya jika orang menuntut ilmu ketika dimasa mudanya. Dimana rambutnya masih hitam dan belum berubah menjadi putih (beruban yang menandakan tua), otaknya masih cemerlang, tenaganya masih kuat. Tetapi sebaik2 orang menuntut ilmu ialah orang yang menuntut ilmu dari buaian ibu hingga liang lahat.
3. أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَإِ لَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ
Bersaksi bahwa tidak ada yang berhak diibadahi selain Allah, dan bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah
Maksudnya : Semua orang yang mau masuk islam diwajibkan mengikrarkan kesaksian bahwa Allah adalah satu2nya yang berhak disembah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah dengan membaca 2 kalimat syahadat. Bagaimana untuk anak2 yang orangtuanya muslim? Apa mereka harus membaca syahadat lagi ketika baligh? Jumhur Ulama mengatakan bahwa anak yang orangtuanya muslim, maka anak tersebut otomatis juga seorang muslim. Itu sebabnya, meskipun anak kita belum baligh, kita dianjurkan untuk mengajarkan dan membiasakan anak kita utk sholat 5 waktu. Dan didalam sholat itulah, anak kita biasa mengucapkan syahadatain.
4. قَالَ : صَدَقْتُ. فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْئَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ
lelaki itu berkata,”Engkau benar,” maka kami heran, ia yang bertanya ia pula yang membenarkannya.
Maksudnya : Dalam menuntut Ilmu, jika ada seseorang yang mengetahui suatu ilmu dan bertanya pada seorang guru untuk menjelaskan ilmu tersebut dengan tujuan agar yang mendengarkan bisa mengetahui ilmu tersebut juga, maka hal ini diperbolehkan. Tetapi jika ada seseorang yang mengetahui suatu ilmu dan bertanya pada seorang guru dengan tujuan untuk mengetes keilmuan guru itu dan untuk mencelanya, maka ini tidak diperbolehkan.
5. أَنْ بِاللهِ, وَمَلاَئِكَتِهِ, وَكُتُبِهِ, وَرُسُلِهِ, وَالْيَوْمِ الآخِرِ, وَ تُؤْمِنَ بِالْقَدْرِ خَيْرِهِ وَ شَرِّهِ
_Iman adalah, engkau beriman kepada Allah; MalaikatNya; kitab-kitabNya; para RasulNya;
hari Akhir, dan beriman kepada takdir Allah yang baik dan yang buruk,”_
Maksudnya : Dalam rukun Iman memang Malaikat disebutkan lebih dahulu daripada Rasul. Hal ini bukan menandakan bahwa Malaikat lebih mulia daripada Rasul. Ini diurutkan sesuai urutan penciptaannya. Rasul dan malaikat adalah makhluk Allah yang mulia. Hanya saja Rasul memiliki tingkat kemuliaan lebih daripada malaikat. Hal ini dikarenakan perjuangan, kesabaran, ketekunan para Rasul dalam menyebarkan islam.
6. أَنْ تَلِدَ الأَمَةُ رَبَّتَهَا
Jika seorang budak wanita telah melahirkan tuannya
Maksudnya : tanda2 kiamat salahsatunya ialah banyaknya anak yang durhaka pada orangtuanya. Yang memperlakukan orangtuanya seperti budak.
7. قُلْتُ : اللهُ وَ رَسُوْلُهُ أَعْلَمُ
Aku(Umar) menjawab,”Allah dan RasulNya lebih mengetahui,”
Maksudnya : Para Sahabat mengajarkan pada kita untuk selalu tawadhu' dalam menuntut ilmu.
Kekurangannya mohon dimaafkan 🙏
Rangkuman Hadits Arba'in ke 23 oleh Ust. Rezha Ariffianta

Rangkuman Ceramah Tarawih
23 Ramadan 1440 H
Oleh : Ust. M. Rezha Ariffianta
Tema : Setiap Kebaikan adalah Shodaqoh (Hadits Arba'in No. 23)
عن أَبِي مَالِكٍ الحَارِثِ بْنِ عَاصِمٍ الأَشْعَرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:) الطُّهُورُ شَطْرُ الإِيْمَانِ، وَالحَمْدُ للهِ تَمْلأُ المِيْزَانَ، وَسُبْحَانَ اللهِ والحَمْدُ للهِ تَمْلآنِ – أَو تَمْلأُ – مَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ، وَالصَّلاةُ نُورٌ، والصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ، وَالصَّبْرُ ضِيَاءٌ، وَالقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ، كُلُّ النَّاسِ يَغْدُو فَبَائِعٌ نَفْسَهُ فَمُعْتِقُهَا أَو مُوْبِقُهَا (رَوَاهُ مُسْلِمٌ.)
Dari Abu Malik Al-Harits bin ‘Ashim Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Bersuci itu sebagian dari iman, ucapan alhamdulillah (segala puji bagi Allah) itu memenuhi timbangan. Ucapan subhanallah (Mahasuci Allah) dan alhamdulillah (segala puji bagi Allah), keduanya memenuhi antara langit dan bumi. Shalat adalah cahaya, sedekah adalah bukti nyata, kesabaran adalah sinar, Al-Qur’an adalah hujjah yang membelamu atau hujjah yang menuntutmu. Setiap manusia berbuat, seakan-akan ia menjual dirinya, ada yang memerdekakan dirinya sendiri, ada juga yang membinasakan dirinya sendiri.’”(HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 223]
Penjabaran ttg hadits tersebut
1. الطُّهُورُ شَطْرُ الإِيْمَان
‘Bersuci itu sebagian dari iman,
Apa hubungan bersuci dengan iman??
Iman itu membersihkan hati kita dari kotoran2 hati
Sedangkan bersuci itu membersihkan jasad lahiriyah kita dari kotoran dan najis
Suatu ibadah memiliki syarat sah yaitu dengan mensucikan lahiriyah diri. Contoh, Syarat sah sholat adalah mensucikan diri dari hadats dan najis. Untuk mensucikan diri tersebut, haruslah dilakukan dengan cara thoharoh (bersuci). Sedangkan sholat adalah bagian dari keimanan. Inilah hubungan anyara bersuci dan keimanan.
2. وَالحَمْدُ للهِ تَمْلأُ المِيْزَانَ،
ucapan alhamdulillah (segala puji bagi Allah) itu memenuhi timbangan.
Meskipun terlihat ringan, tetapi ucapan hamdalah ini bisa memberatkan timbangan kebaikan kita di akhirat kelak.
3. وَسُبْحَانَ اللهِ والحَمْدُ للهِ تَمْلآنِ – أَو تَمْلأُ – مَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْض
Ucapan subhanallah (Mahasuci Allah) dan alhamdulillah (segala puji bagi Allah), keduanya memenuhi antara langit dan bumi.
Ucapan tasbih dan tahmid tidak hanya memenuhi antara langit dan bumi, tetapi dengan ucapan ini Allah akan meringankan beban kita. Allah akan mudahkan jalan kita. Allah akan bantu kita menemukan solusi untuk setiap masalah kita. Insyaallah
4. وَالصَّلاةُ نُورٌ
Shalat adalah cahaya
Allah SWT berfirman:
يَوْمَ تَرَى الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنٰتِ يَسْعٰى نُوْرُهُمْ بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَبِاَيْمَانِهِمْ بُشْرٰٮكُمُ الْيَوْمَ جَنّٰتٌ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَا ۗ ذٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ
"Pada hari engkau akan melihat orang-orang yang beriman laki-laki dan perempuan, betapa cahaya mereka bersinar di depan dan di samping kanan mereka, (dikatakan kepada mereka), Pada hari ini ada berita gembira untukmu, (yaitu) surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Demikian itulah kemenangan yang agung."
(QS. Al-Hadid 57: Ayat 12)
Di akhirat kelak, akan ada orang2 yang berlimpahkan cahaya di seluruh tubuhnya sebagai tanda bahwa orang tersebut adalah orang2 yang semasa hidupnya tidak pernah meninggalkan sholat.
Untuk itu, jangan sampai kita meninggalkan sholat. Karena berapa banyak manusia yang ingin dihidupkan kembali hanya utk melaksanakan sholat.
Sholat juga disebut sebagai pintu ilmu. Sehingga, barang siapa yang istiqomah melaksanakan sholat, insyaallah akan dibukakan pintu2 ilmu untuk dirinya.
5. والصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ
sedekah adalah bukti nyata,
Shodaqoh adalah pembuktian dari keimanan kita.
Allah SWT berfirman:
اَرَءَيْتَ الَّذِيْ يُكَذِّبُ بِالدِّيْنِ
"Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?"
فَذٰلِكَ الَّذِيْ يَدُعُّ الْيَتِيْمَ
"Maka itulah orang yang menghardik anak yatim,"
وَ لَا يَحُضُّ عَلٰى طَعَامِ الْمِسْكِيْنِ
"dan tidak mendorong memberi makan orang miskin."
(QS. Al Ma'un ayat : 1-3)
Pada surat diatas menjelaskan ciri2 orang yang mendustakan agama, salah satunya adalah tidak memberi makan orang miskin (tidak bersedekah). Hal ini menjadi bukti bahwa orang yg tidak mau bersedekah padahal dia mampu bisa dikatakan sebagai pendusta agama, dan orang yang mau bersedekah sebagai orang yang membuktikan keimanan mereka.
6. وَالصَّبْرُ ضِيَاءٌ،
kesabaran adalah sinar
Apa beda sinar dan cahaya. Jika sinar itu biasanya diiringi dengan panas. Seperti sinar matahari. Dan untuk mendapatkan sinar ini, kita harus bisa menahan "panas" yang mengiringinya.
Sabar dibagi menjadi 3 :
1. Sabar dalam ketaatan kepada Allah
2. Sabar dalam menghadapi maksiat
3. Sabar dalam menghadapi takdir
7. وَالقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ
, Al-Qur’an adalah hujjah yang membelamu atau hujjah yang menuntutmu
Al Qur'an bisa menjadi pembela / penolong bagi orang2 yang membacanya.
اِنَّ اﷲَ يَرفَعُ بِهَذِالكِتَابِ اَقْوَامًا وَيَضَعُ بِه اٰخَرِيْنَ
Sesungguhnya Allah mengangkat derajat kaum2 dengan Al Qur'an dan menjatuhkan kaum2 yang lain juga dengan Al Qur'an)
Kekurangannya mohon dimaafkan 🙏
Rangkuman Hadits Arba'in ke 22 oleh Ust. Made Mansyur

Rangkuman Ceramah Tarawih
22 Ramadan 1440 H
Oleh : Ust. Made Mansyur
Tema : Jalan ke Surga (Hadits Arba'in No. 22)
عن ابي عَبْدِ اللهِ جَابِرِ بنِ عَبْدِ اللهِ الأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلاً سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: “أَرَأَيْتَ إِذا صَلَّيْتُ المَكْتُوبَاتِ، وَصُمْتُ رَمَضَانَ، وَأَحْلَلْتُ الحَلاَلَ، وَحَرَّمْتُ الحَرَامَ، وَلَمْ أَزِدْ عَلى ذَلِكَ شَيئاً أَدْخُلُ الجَنَّةَ؟ قَالَ: نَعَمْ” (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)
Dari Abu ‘Abdillah Jarir bin ‘Abdillah Al-Anshari radhiyallahu ‘anhu, bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata, “Bagaimana pendapat Anda (kabarkan padaku), apabila aku mengerjakan shalat-shalat fardhu, puasa di bulan Ramadhan, menghalalkan yang halal, mengharamkan yang haram, dan aku tidak menambahnya sedikit pun dari itu, apakah aku akan masuk surga?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Ya.”(HR. Muslim). [HR. Muslim, no. 15]
Sedikit Penjabaran tentang Hadits tersebut
1. أَنَّ رَجُلاً سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
Rasulullah adalah manusia yang menjadi teladan yang baik. Rasulullah adalah tempat para kaum muslimin bertanya terhadap masalah mereka. Tidak ada pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh Rasul. Tidak ada masalah yang tidak bisa Rasul berikan solusinya. Semua masalah dan pertanyaan bisa diselesaikan oleh Rasul. Sehingga pada saat itu sudah menjadi hal biasa untuk datang menemui Rasul untuk menyelesaikan masalah.
2. إِذا صَلَّيْتُ المَكْتُوبَاتِ
apabila aku mengerjakan shalat-shalat fardhu,
Shalat fardhu yang dikerjakan dengan sebenar2nya sesuai dengan syariat. Dari segi syarat wajib, syarat sah, rukun, sunnah, dan segala yang membatalkan sholat harus diikuti dan dilaksanakan dengan sebenar2nya.
3. وَصُمْتُ رَمَضَانَ
puasa di bulan Ramadhan
Puasa dengan sebenar2nya puasa. Tidak asal2an. Mengikuti peraturan yang ada
4. وَأَحْلَلْتُ الحَلاَلَ، وَحَرَّمْتُ الحَرَام
menghalalkan yang halal, mengharamkan yang haram
Inilah yang paling berat dilakukan. Karena terkadang kita terlena pada sesuatu yang haram dan meninggalkan yang halal. Inilah yang menjadi tanda pantaskah kita masuk ke SurgaNya. Karena banyak sekali orang yang terjerumus kedalam kemaksiatan karena menyepelekan perkara ini. Namun jika kita bisa menjaga diri dengan baik terhadap perkara ini, maka Insyaallah Allah akan selalu menjaga hati dan langkah kita didalam jalan yang lurus.
دَرْءُ الْمَفَاسِدِ مُقَدَّمٌ عَلَىٰ جَلْبِ الْمَصَالِحِ
“Menolak mudharat (bahaya) lebih didahulukan dari mengambil manfaat”
Menjauhi yang haram (mudharat) jauh lebih didahulukan daripada mengambil manfaat (mengerjakan amal sholeh). Karena jika kita bisa mencegah diri kita dari kemudharatan, maka insyaallah kita pun bisa dengan mudah mengambil manfaat (mengerjakan amal sholeh)
5. أَدْخُلُ الجَنَّةَ؟ قَالَ: نَعَمْ
apakah aku akan masuk surga?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Ya.”
Laki2 tersebut bertanya, apakah dengan melaksanakan hal2 yang disebutkan pada hadits diatas seseorang sudah bisa masuk surga?. Rasul pun menjawab "Bisa"
Kekurangannya mohon dimaafkan 🙏
Rangkuman Hadits Arba'in ke 21 oleh Ust. Imam Nawawi

Rangkuman Ceramah Tarawih
21 Ramadan 1440 H
Oleh : Ust. Imam Nawawi
Tema : Istiqomah dan Iman (Hadits Arba'in No. 21)
Dari Abu ‘Amr—ada yang menyebut pula Abu ‘Amrah—Sufyan bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku berkata: Wahai Rasulullah katakanlah kepadaku suatu perkataan dalam Islam yang aku tidak perlu bertanya tentangnya kepada seorang pun selainmu.” Beliau bersabda, “Katakanlah: aku beriman kepada Allah, kemudian istiqamahlah.” (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 38]
Dalam hadits tersebut dijelaskan bahwa Abu Sufyan bin Abdillah meminta agar Rasul memberikan wasiat kepadanya dimana wasiat tersebut tidak perlu ditanyakan kepada seorangpun selain Rasul.
Lalu Rasul menjawab "Berimanlah kepada Allah kemudian Istiqomahlah (konsisten) diatas tali agama Allah sampai akhir hayat.
istiqomah artinya terus menerus (konsisten) berada di jalur yang lurus, berusaha tetap berada di jalur itu hingga akhir hayat. Berusaha utk selalu menjalankan ketaatan dan meninggalkan hal2 yang dilarang.
Setiap orang seharusnya tetap beristiqomah dalam keimanan. Selalu berusaha sebaik mungkin dan konsisten dalam mengerjakan yang baik2 dan menjauhi laranganNya. Istiqomah bukan berarti seseorang tidak pernah melakukan kesalahan atau dosa. Tetapi, seharusnya jika dia tergelincir dalam perbuatan dosa, dia bertaubat dan kembali beristiqomah ditali agama Allah. Itulah sebabnya, Allah menggandeng perintah istiqomah dengan perintah istighfar.
Allah SWT berfirman:
..... فَاسْتَقِيْمُوْۤا اِلَيْهِ وَاسْتَغْفِرُوْهُ ....
"... karena itu tetaplah kamu (beribadah) kepada-Nya dan mohonlah ampunan kepada-Nya...."
(QS. Fussilat 41: Ayat 6)
Ibnu Rajab mengatakan, Ayat ini menjelaskan bahwa dalam upaya beristiqomah, selalu ada kekurangan yang kekurangan itu ditutupi dengan beristighfar memohon ampun kepada Allah lalu bangkit kembali untuk beristiqomah.
Dalam beristiqomah hendaknya kita :
1. Selalu berdoa kepada Allah agar dijagakan hati kita dalam kebaikan
2. Senantiasa berusaha utk menjaga lisan dan hati kita
3. Senantiasa belajar mengkaji agama kepada guru2 kita
4. Sering berkumpul bersama orang2 sholeh
5. Banyak beramal sholeh
6. Bersabar karena Allah dalam menghadapi berbagai ujian kehidupan dunia
Istiqomah bukan berarti tidak boleh lelah. Karena dengan lelah kita bisa mengerti "Aku Harus Kuat". Jika kau lelah, istirahatlah sejenak, lalu bangkit lagi. Tetapi jangan berhenti dan menyerah.
الاستيقمۃ خير من الف كرامۃ
Istiqomah itu lebih baik daripada seribu kemuliaan
Kekurangannya mohon dimaafkan 🙏
Langganan:
Postingan (Atom)