Minggu, 27 November 2016

Inilah 5 Tingkatan Manusia dalam mendirikan Sholat (Rangkuman kajian Tafsir Qur'an surat Maryam ayat 59 oleh Drs.H.Sholeh Wahid)

Tidak ada komentar:
Rangkuman kajian tafsir surat Maryam Ayat 59
Drs.H.Sholeh Wahid

"Orang succes adalah ia yang diberikan nikmat oleh Allah dan ia diberikan kemampuan untuk menggunakannya dalam menggapai keridhoan Allah"

"Generasi yang buruk adalah generasi yang tidak menjadikan sholatnya lebih baik"

"Kesuksesan orang tua terhadap generasi penerusnya adalah ketika ia dapat mengajarkannya sholat yang lebih baik darinya."

"Sebaik baik generasi dapat dilihat dari kualitas sholatnya, jika sholatnya baik maka baiklah ia, jika sholatnya buruk, buruklah ia"

Pembagian kualitas orang orang yang sholat:

1.Orang yang sholat namun tidak memperhatikan waktu ataupun rukunnya, hanya sekedar sholat tanpa peduli diterima atau tidak, sholat yang asal sholat, Atau ia yang mengerjakan sholat tapi ia tidak serius dengan sholatnya. Orang seperti ini paling rendah tingkatan sholatnya.

2. Orang yang sholat tapi belum memberikan manfaat apa apa, waktunya benar, rukunnya benar, namun secara batiniyah ia belum merasakan nikmatnya komunikasi dengan Allah. Fisiknya sholat tapi hatinya tidak tunduk kepada Allah.

3.  Sholat jihad, yaitu sholat yg diperjuangkan, dia sadar begitu pentingnya sholat, meskipun dalam prakteknya ia sering mengalami kelalaian karna dunia, namun ia tetap berusaha untuk khusyu', ia mendalami betul bahwa sholatnya itu adalah bentuk komunikasi dengan Allah, karna itulah ia terus mencoba memberikan yang terbaik dalam sholatnya.

4. Tingkatan keempat adalah tingkat untuk orang-orang yang rutin menunaikan shalat serta bisa menjaga batas-batas maupun rukun-rukunnya. Ia akan senantiasa mengusir bisikan jahat dari dalam dirinya agar tidak tergoda serta hatinya terdedikasikan untuk melaksanakan batas-batas maupun haknya. Secara singkat bisa dikatakan bahwa hatinya dirasuki shalat dan upaya penyembahan Allah di dalamnya. Perhatian orang dalam tingkatan ini akan tercurah sebagaimana mestinya dengan cara yang sesempurna mungkin. Orang dalam kategori ini di akhirat akan diberikan balasan pahala dan lebih baik dibandingkan tiga tingkatan yang telah dijabarkan sebelumnya.

5. Ia yang sudah berhasil dalam sholat, ia sudah bisa menemukan kenikmatan dalam sholatnya, ia senang berasyik mahsyuk dengan sholatnya, ia suka sekali berlama lama dalam sholatnya, yang ia rasakan adalah, sholat itulah hidupnya.

Itulah lima tingkatan dalam sholat, dimana dan bagaimana kita, kita sendiri yang dapat menilainya.
Dalam pengajaran sholat terhadap anak adalah ketika ia sudah berumur 7 tahun, bagi anak laki laki perlu ditanamkan bahwa sempurnanya sholat baginya adalah sholat di masjid, ketika ia tidak sholat dimasjid maka ia harus merasa belum sempurna. Dan ketika ia sudah berusia 10 tahun,maka tegaslah dalam menyuruhnya untuk sholat, jika tidak maka boleh untuk di pukul.

Dan pada akhirnya, kita harus mempersiapkan generasi generasi penerus kita, untuk menegakkan sholat, sholat yang lebih baik, sholat yang lebih khusyuk, sholat yang dapat memberikan pertolongan dalam kehidupannya.

27 November 2016
Masjid Agung Ibnu Batutah, Nusa Dua, Bali
Dicatat oleh : Awy
Barakallahfikum..

Rabu, 16 November 2016

Begini cara Menjaga Toleransi Antar Umat Beragama di Puja Mandala Nusa Dua Bali (Wawancara Pengurus Masjid Agung Ibnu Batutah)

Tidak ada komentar:
https://scontent.fsub2-1.fna.fbcdn.net/v/t1.0-0/p526x296/Rabu (16/11/16), Selain indahnya destinasi wisata yang ditawarkan pulau bali, dalam hal kerukunan umat beragama juga tak kalah indah untuk disorot dipulau ini, bahkan disini terdapat satu kawasan yang didalamnya terdapat beberapa rumah ibadah, diantaranya Masjid, Gereja Katolik, Vihara, Gereja Protestan dan Pura yang dibangun dalam satu tempat, tempat ini diberi nama Puja Mandala, yang bertempat di Jalan Kurusetra Nusa Dua.

Dalam beberapa kesempatan, tidak sedikit yang meliput atau mewawancara tentang bagaimana kondisi kerukunan antar umat beragama disini, seperti yang dikatakan oleh salah satu pengurus Yayasan Masjid Agung Ibnu Batutah H.Jumali S. dalam sebuah wawancara salah satu stasiun televisi yang kami konfirmasi ulang pernyataannya berikut ini.

"Kerukunan antar agama disini sangat baik selama ini, jarang sekali ada konflik bahkan tidak pernah, di puja mandala ini ada satu paguyuban, yang diketuai langsung oleh lurah Benoa pak Wayan Solo, jadi apapun kegiatan yang akan diadakan masing masing agama harus ada kordinasi dulu di paguyuban, untuk mengantisipasi hal hal yang tidak di inginkan. Pihak paguyuban juga berkordinasi dengan desa adat dan kepolisian, untuk menjaga acara acara yang diadakan di puja mandala ini, selain juga menyediakan tenaga keamanan berupa satpam dan tukang parkir.

salah satu hal penting yang membuat keharmonisan disini adalah seringnya diadakan pertemuan antar tokoh agama, bahkan hampir setiap bulan diadakan rapat. selain membahas isu isu yang berkembang di masyarakat, juga mencari solusi bagaimana mengatasi permasalahan yang terjadi, sekecil apapun permasalahan itu,

Salah satu contoh sikap toleransi yang paling sering terlihat disini adalah ketika pihak gereja sedang mengadakan acara, pihak masjid memberikan lahan parkir, begitupun sebaliknya.
saat salah satu pihak mengadakan acara ulang tahun rumah ibadahnya, kami juga diundang, selama masih berpegang dalam norma agama, ya gak masalah, jadi sangat harmonis sekali hubungan diantara kami." Pungkas H.Jumali.

Begitulah langkah pengurus puja mandala dalam menjaga keharmonisan antar umat beragama disini, yang diharapkan akan dapat memberikan inspirasi bagi seluruh umat beragama di indonesia, bahkan di seluruh dunia. (Awy)

Sabtu, 05 November 2016

Libur Sekolah, Santri Madin Ibnu Batutah Antusias Khatamkan Qur'an

Tidak ada komentar:
Libur sekolah yang biasa dimanfaatkan anak anak untuk jalan jalan, bermain, atau sekedar nonton televisi dirumah, hari ini (6/11/16) tidak berlaku bagi para santri madin ibnu batutah ini, justru diliburan kali ini mereka dengan penuh antusias mengkhatamkan Al qur'an bersama sama di lantai dasar Masjid Agung Ibnu Batutah Nusa Dua Bali.

Acara ini dimulai dari ba'da shubuh hingga nanti selesai pada ba'da Ashar, yang pandu oleh Ustad Ibnu Subhan Al Habib,

Ustad Ibnu Subhan mengatakan bahwa acara ini diadakan setiap satu bulan sekali, dipilih pada pekan pertama, tujuannya adalah agar anak anak tidak menghabiskan masa libur sekolahnya dengan hal hal yang sia sia, tapi justru dengan kegiatan yang positif, yakni sehari bersama Al Qur'an.
Anak anak mengaku senang dengan kegiatan ini, selain bisa bertemu dengan teman temannya, mereka juga bisa belajar bersama dengan membaca Al Qur'an sampai khatam.

Kegiatan ini juga di dukung oleh komunitas sosial "Gerakan Jumat Sedekah" atau biasa disingkat GJS yang menyumbang makanan dan minuman untuk para santri, mereka yang biasanya bergerak untuk jamaah sholat jumat, kini juga aktif menyumbang untuk kegiatan kegiatan keagamaan yang lain, seperti khataman kali ini.

seperti yang disampaikan oleh salah satu pengurusnya Muntasiroh,

"Sekarang kami tidak bergerak untuk jamaah sholat jumat saja, tetapi untuk kegiatan seperti khataman, santunan anak yatim, dan kegiatan keagamaan yang lain" katanya

" untuk biaya operasional, kami mendapat bantuan dari para jamaah yang menyumbang, bisa dari tenaga, makanan, ataupun dalam bentuk uang, jadi kalau ada yang mau gabung, bisa langsung menghubungi saya." tegasnya.

Acara berlangsung khidmat dan tertib, mencerminkan bahwa kegiatan ini memang harus terus di lanjutkan.(Awy)



Tingkatkan Kualitas Bacaan Qur'an, Ustad Ustadzah TPQ se Kuta Selatan ini Semangat Mengikuti Pembinaan Tilawati

Tidak ada komentar:
Nusa Dua, Minggu (6/11/16),
Tak ada istilah terlambat untuk belajar, dan tak ada kata berhenti untuk menuntut Ilmu, itulah yang jadi semboyan ustad ustadzah TPQ se Kuta selatan ini mengikuti pembinaan membaca Al Qur'an dengan menggunakan metode tilawati pada pagi ini,

Meskipun pada dasarnya mereka sudah berpengalaman menjadi guru di TPQ masing masing, tetapi semangat untuk terus belajar masih terus berkobar di hati mereka,


Pembinaan ini di bimbing oleh Ustadzah Faiqoh, S.Ag dan Ustad Imam Baihaqi perwakilan Tim Pembina Tilawati Kuta Selatan,


Turut terlihat juga disana guru tafsir Qur'an Drs.H.Sholeh Wahid, dengan penuh antusias juga mengikuti pembinaan ini, selain sebagai pengisi materi, beliau juga berjejer sebagai peserta pembinaan, hal ini diperlukan karna dalam mendidik anak atau para santri harus disiapkan dengan matang, seorang guru harus paham betul dengan materi yang disampaikannya, jadi tidak asal mengajar dan yang penting bisa, tetapi harus ada pedoman yang jelas dan telah teruji.


Kegiatan ini diadakan setiap hari minggu pagi, di lantai dasar masjid Agung Ibnu Batutah,

selain ditujukan untuk para ustad dan ustadzah, progam ini juga dipersilahkan untuk umum, jadi siapapun yang ingin belajar dan memperbaiki bacaan qur'annya, diperkanan datang kesini.
(Aw)

Inilah Golongan Manusia yang tidak Mempan oleh Godaan Syetan Rangkuman Kajian Ahad Pagi Oleh K.H.Abdullah Ikhsan

Tidak ada komentar:
Inilah Golongan Manusia yang  tidak Mempan oleh Godaan Syetan
Rangkuman Kajian Ahad Pagi Oleh K.H.Abdullah Ikhsan di Masjid Agung Ibnu Batutah

Kenapa kita sering malas untuk beribadah? Kenapa kita sering melalaikan perintah Allah? Kenapa kita sering melakukan maksiat? Jawabannya adalah karna kita adalah manusia, yang  Allah telah ijinkan sebelumnya kepada iblis, untuk menggoda, untuk menyesatkan kita dari jalanNya, untuk membawa kita kedalam neraka bersama samanya, seperti yang terkutip dalam firmanNya:

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada Para Malaikat: "Bersujudlah kamu kepada Adam", Maka merekapun bersujud kecuali iblis. Dia tidak Termasuk mereka yang bersujud.”
Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang Dia Engkau ciptakan dari tanah".
Allah berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, Maka keluarlah, Sesungguhnya kamu Termasuk orang-orang yang hina".
iblis menjawab: "Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan",
Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu Termasuk mereka yang diberi tangguh." (Qs. Al A’raf : 11-15)

Dan hinalah iblis di hadapan Tuhannya, bahkan dengan segala cara akan dilakukan iblis untuk menyesatkan manusia, untuk menemaninya dalam kehinaan itu, seperti yang ia katakan kepada Allah:

"Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).”(Qs.Al A’raf : 16-17)

Untuk itu sudah jelas bahwa siapakah manusia yang dapat terbebas dari godaan iblis? Yang pertama adalah ia yang pandai “Bersyukur” lalu Apakah yang di maksud syukur itu? Yaitu orang orang yang menggunakan pemberian dari Allah untuk beribadah kepadaNya, dengan terus menjalankan perintah dan menjauhi laranganNya.

Iblis pun tidak berhenti disitu saja, dengan kelicikan dan kepiawaiannya, ia akan terus mencoba menyesatkan manusia,

“iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya,” (Qs.Al Hijr : 39)

Perbuatan yang mengarah kepada kesesatan dijadikannya indah, seperti berzina, mabuk mabukan, dan lain sebagainya yang melalaikan Allah, namun itu semua juga tidak akan berlaku bagi orang yang “Mukhlis”

“kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka" (Qs.Al Hijr: 40)

Lalu, siapakah orang yang mukhlis itu? Yang dimaksud dengan mukhlis ialah orang-orang yang telah diberi taufiq untuk mentaati segala petunjuk dan perintah Allah s.w.t.

Tidak berhenti disitu saja, Iblis masih akan terus mencari cara yang lain, mereka memakai cara dengan menakut nakuti manusia kepada kemiskinan, pelit, kikir, dan selalu menyuruh kepada kejahatan, tapi lagi lagi masih saja ada manusia yang bisa terlepas dari godaan itu, yaitu orang yang memperbanyak “Istighfar”, karena Allah menjanjikan kepada manusia itu ampunan dan karuniNya kepada mereka yang mengakui kesalahannya, dan meminta ampun atas dosa dosanya.

“Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia, dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengatahui.” (Qs.Al Baqarah : 268)

Dan bagi mereka yang selalu meminta perlindungan kepada Allah :

“ dan Katakanlah: "Ya Tuhanku aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan syaitan, dan aku berlindung (pula) kepada Engkau Ya Tuhanku, dari kedatangan mereka kepadaku." (Qs. Al Mu’minun : 97-98)

Itulah golongan golongan manusia yang insyaAllah kebal dengan godaan syetan, yaitu mereka yang

1.       Pandai Bersyukur
2.       Orang Yang Mukhlis
3.       Orang yang Senantiasa Memohon Ampunan dengan Beristighfar
4.       Dan Orang orang yang selalu meminta perlindungan kepada Allah.

Ya Allah jagakanlah kami dari api neraka,
Jadikanlah kami orang yang selalu menyukuri nikmatMu, jangan jadikan kami sebagai orang yang ingkar,
Jadikanlah kami menjadi orang mukhlis, jangan jadikan kami sebagai orang yang durhaka,
Jadikanlah kami sebagai orang yang Engkau Ampuni, jangan jadikan kami orang sebagai orang yang sombong,
Jadikanlah kami sebagai orang yang selalu mengandalkan Engkau, dan selalu Engkau, dalam segala hal, jangan jadikan kami orang yang kehilangan pegangan hidup, orang yang terkatung katung tanpa arah yang jelas,
Jadikan hidup kami bermanfaat untuk orang lain, jadikan hidup kami hanya untuk memenuhi amanahMu..

Aamiin..

Ahad, 6 November 2016
Masjid Agung Ibnu Batutah, Nusa Dua, Bali
Di Catat oleh: Awy Imam

#MariMengaji


Jumat, 04 November 2016

Ini Tiga Kelompok yang tidak akan disapa oleh Allah meskipun dia Rajin beribadah (Rangkuman Kajian Jumat malam oleh Ustad Hasan Sadzali, Stp)

Tidak ada komentar:
Ini Tiga Kelompok yang tidak akan disapa oleh Allah meskipun dia Rajin beribadah

Rangkuman Kajian Jumat malam oleh Ustad Hasan Sadzali, Stp

"Kita tidak perlu memahami apa itu istiqomah, yang perlu kita lakukan adalah dengan terus menerus melakukan kebaikan, disanalah Allah akan mendatangkan Ma'unah dan petunjuknya."

Mungkin kita mengira setelah rajin beribadah, rajin sholat, puasa, atau sedekah, sudah dengan mudah mendapat cinta dari Allah, tapi taukah bahwa itu semua tidak akan berlaku pada tiga kelompok ini, siapakah mereka?

Tiga kelompok yang tidak akan disapa oleh Allah meskipun ia rajin beribadah adalah:

Pertama, Seseorang yang sudah terikat janji dengan Allah tapi dia mengingkari,
- Saat masih dalam rahim
Allah telah memberikan perjanjian kepada manusia, ditanyakan kepadanya siapakah Tuhanmu? "Allah" jawabnya, Tapi seiring waktu dengan mudahnya ia mengingkari itu, mereka masih menyembah kepada selain Allah, berbuat syirik, dan lain lain

- Saat ijab qabul dalam pernikahan, ketika itu ikrar janji diucapkan, kewajiban suami, kewajiban istri, disanggupi, namun tetap saja di ingkari.

Kedua, Seseorang yang memperdagangkan manusia kemudian menikmati hasilnya.
Contohnya mucikari, dan lain lain, atau berdagang tapi dengan cara yang diharamkan, entah itu dari zat, jenis atau dari usahanya.
Menjual khamr, menipu, mencuri, atau merampok.

Ketiga, orang yang mengambil hak orang lain,
gaji tidak dibayarkan, orang yang berhutang, tapi tidak berniat membayarnya, dan hak hak yang lainnya.
Itulah beberapa kelompok yang tidak akan disapa olehNya di akhirat nanti.

Semoga kita tidak termasuk didalamnya,
Semoga Allah senantiasa menuntun kita di jalanNya,
Semoga Allah senantiasa menyapa kita dengan rahmatNya..

Aamiin

Sekian yang dapat kami rangkum,
Meskipun masih banyak yang belum tercatat,

Semoga bermanfaat,

Jum'at, 4 November 2016
Masjid Agung Ibnu Batutah
Dicatat Oleh : Awy Imam

#MariMengaji

Rabu, 02 November 2016

Wahai Ayah, Mengapa Engkau Menyembah Sesuatu yang tidak dapat Mencukupimu? (Rangkuman Kajian Tafsir Qur'an Surat Maryam Ayat 42 Oleh Drs. H. Sholeh Wahid)

Tidak ada komentar:
Wahai Ayah, Mengapa Engkau Menyembah Sesuatu yang tidak dapat Mencukupimu?

Rangkuman Kajian Tafsir Qur'an Surat Maryam Ayat 42 Oleh Drs. H. Sholeh Wahid

Ini adalah ayat yang mengisahkan tentang Nabi Ibrahim kepada ayahnya

Petunjuk itu biasanya hadir melalui faktor orang tua atau lingkungan,
Keistimewaan nabi ibrahim disini adalah ia mendapatkan petunjuk bukan dari keluarga ataupun lingkungan, melainkan langsung dari Allah, nabi yang dipilih oleh Allah dengan pemahaman tauhid yang luar biasa, bapaknya para Nabi, Nabi yang juga disebut sebagai pemutus garis keburukan dan penyambung garis kebaikan, untuk itulah kita disyariatkan bersholawat kepadanya, selain kepada nabi Muhammad Saw.

Meskipun berbeda pemahaman dengan ayahnya, dalam hal ketauhidan sekalipun, nabi ibrahim masih memanggil ayahnya dengan sebutan Ya Abati atau wahai ayahku yang tersayang.
Mengapa engkau selalu menyembah terhadap sesuatu yang tidak mampu mendengar, tidak pernah bisa melihat, dan tidak bisa menolongmu sedikitpun?

Dengan bahasa yang lembut tanpa kata kata yang kasar, dengan konsep dasar dan logika yang mudah dicerna. Itulah cara dakwah nabi ibrahim kepada orang yang dicintainya.
Nabi ibrahim mendapat tugas dari Allah untuk menjadi Nabi dan Rasul, untuk itulah Allah membekali ilmu yang luas untuknya,

Nabi adalah wahyu dari Allah untuk dirinya sendiri, tanpa harus disampaikan kepada orang lain,
Sedangkan Rasul adalah wahyu dari Allah untuk disampaikan kepada orang lain,
Disinilah tugas nabi ibrahim, sebagai seorang Nabi dan Rasul ia wajib menyampaikan ilmu yang didapatnya dari Allah, dan yang paling utama untuk di dakwahi adalah orang terdekatnya, orang yang dicintainya, yaitu keluarganya, yang dalam hal ini adalah ayahnya.

Inilah yang juga menjadi tugas kita dalam berdakwah, pertama kali adalah keluarga kita sendiri, istri, anak, orang tua dan yang lainnya, dan tentu dakwah dengan lemah lembut, dengan hikmah, dan tauladan.
Jika dahulu yang disembah berupa berhala, maka untuk zaman ini bisa jadi berbentuk uang, bekerja siang malam tanpa menghiraukan Allah, itu juga bisa menjadi berhala untuk kita.

Uang itu tidak bisa mengenyangkan, uang tidak bisa membahagiakan, tidak bisa mencukupi, uang juga tidak bisa menyembuhkan, karna yang melakukan itu semua adalah Allah.

Seberapapun uang yang kamu punya, jika Allah berkehendak tidak membahagiakanmu, maka tentu kamu tidak akan bahagia,
Jika Allah berkehendak menyembuhkanmu dari penyakit, Allah akan memudahkan kamu menemukan obatnya,

Jika Allah berkehendak mengenyangkanmu, Allah akan memudahkan kamu untuk menjadi kenyang meski kamu tidak mempunyai uang,

Jika Allah berkehendak untuk tidak mencukupimu dengan banyaknya uang, tentu Allah tidak akan mencukupimu, dijadikannya kamu sibuk dengan urusan urusan duniamu tanpa bisa menikmatinya.

Itulah kiranya pesan pesan yang dapat kita ambil dari pertanyaan nabi ibrahim kepada ayahnya, jika ditarik pada zaman sekarang, seolah olah beliau bertanya kepada ayahnya,

"Wahai ayahku tersayang, mengapa engkau menyembah uang yang belum tentu bisa mencukupimu? Belum tentu mengenyangkanmu, dan belum tentu membahagiakanmu, sembahlah Allah, karna Dialah yang Maha mencukupi, Dialah yang Maha pemberi Kebahagiaan.."

Wallahu A'lam..

Semoga bermanfaat.

02 November 2016
Masjid Agung Ibnu Batutah
Nusa Dua, Bali

Dicatat oleh : Awy Imam

#MariMengaji

Selasa, 01 November 2016

Sudah Pantaskah Kita disebut Umat Nabi? (Rangkuman Kajian Tafsir Qur'an surat Maryam Ayat 41 oleh Ust.Drs.H. Sholeh Wahid)

Tidak ada komentar:
Rangkuman Kajian Tafsir Qur'an surat Maryam Ayat 41 oleh Ust.Drs.H. Sholeh Wahid

Jika di ayat ayat sebelumnya Allah menceritakan tentang kisah nabi zakaria yang dalam usia senjanya masih dikaruniai seorang putra, dan tentang nabi Isa yang terlahir tanpa seorang ayah, disana Allah ingin menunjukan kepada kita tentang keMaha kuasaNya,

Di ayat ini Allah kembali mengisahkan tentang salah satu nabiNya, melihat kondisi orang orang quraish yang sangat bangga dengan nasabnya, namun kelakuannya sangat jauh dari nenek moyangnya yang mulia. yaitu tentang Nabi ibrahim, ketika kehidupan orang orang quraish sudah sangat rusak, berzina, merampok,membunuh, sudah menjadi kebiasaan sehari hari,Dengan diturunkannya ayat ini Allah ingin memberikan peringatan kepada mereka, agar mereka sadar, bahwa apa yang mereka lakukan sangat jauh dari sifat sifat nenek moyang mereka yakni nabi ibrahim.

Nabi ibrahim itu mempunyai sifat shiddiq, benar benar telah terbukti kejujurannya, jujur dalam perkataan dan perbuatannya.

Imam nawawi al Bantani dalam Tafsir Munirnya mengatakan, menjadi nabi itu mempunyai derajat yang sangat tinggi, untuk itu Allah tidak pernah main main dalam memilih hambanya untuk menjadi seorang nabi, sebagai penghulu antara manusia dengan Tuhannya.

Untuk mengenalNya, Allah mengutus seorang nabi, agar dalam perjalanannya, manusia tidak mengada ada tentang Tuhannya, membuat syariat sendiri, dan mereka reka tentang dzatNya sesuka hatinya.
Di Ayat ini Allah juga mengingatkan kepada kaum quraish, bahwa menjadi keturunan seorang nabi, maka sikap mereka, kelakuan mereka, haruslah sesuai dengan nenek moyangnya, apakah pantas keturunan seorang nabi berbuat kerusakan?

Inilah yang juga menjadi peringatan untuk kita, pantaskah dengan kelakuan kita saat ini, masih bisa disebut umat nabi kita Muhammad Saw?

Mari sama sama kita berintropeksi, sudah layakkah kita untuk menjadi umatnya?
Semoga Allah senantiasa memberikan hidayah kepada kita semua..Aamiin

30/10/2016
Masjid Agung Ibnu Batutah
Di Catat Oleh : Awy Imam

Semoga bermanfaat..

#MariMengaji
 
back to top