Minggu, 10 April 2016

SEJARAH DAN PROFIL MASJID AGUNG IBNU BATUTAH

Tidak ada komentar:
Pariwisata

Pulau Bali adalah pulau yang luas wilayahnya ±5632,86 km atau 0,29 dan luas kepulauan Indonesia dengan jumlah penduduk ±3,5juta, tidak memiliki basil tambang, lahan pertanian yang terbatas, namun pulau Bali memiliki keindahan alam dan budaya yang sangat mempesona, yang dikenal, dikagumi oleh dunia serta banvak dikunjungi oleb wisatawan. Untuk meningkatkan taraf hidup penduduk Bali, salah satu usaha yang diharapkan bisa berhasil adalah melalui pengembangangan pariwisata.
Dalam rangka usaha pengembangan Pariwisata Bali, pemerintah dengan bantuan UNDP pada tahun 1971 memprakarsai sebuah studi tentang Pariwisata Bali yang dilaksanakan oleh SCETO, sebuah konsultan dan Perancis. Kawasan Paniwisata Nusa Dua lahir karena kebutuhan objektif akan kamar hotel yang bermutu bagi wisatawan yang diperkirakan akan terus meningkat jumlahnya dari tahun ketahun. Salah satu dan rekomendasi studi tersebut, menyarankan agar di Bali dibangun lebih banvak hotel bertaraf internasional, untuk menampung wisatawan asing. Pada waktu itu yaitu pada tahun 1975 di Bali, diperkirakan hanya ada 1800 kamar yang dibangun di Kuta dan Sanur, yang bertaraf Internasional, sedangkan menurut studi sampai tahun 1980 diperlukan sekitar 3800-4700 kamar hotel berstandart Internasional.

Pola dasar rencana induk Paniwisata Bali, sebagaimana direkomendasikan tim SCETO adalah suatu pembangunan ekonomi, dimana taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat ditingkatkan tanpa mengorbankan nilai nilai kebudayaan serta struktur sosial kehidupan masyarakat Bali dan lingkungan hidup.

Proyek Nusa Dua sebagai bagian dan rencana induk pengembangan Pariwisata Bali, merupakan pembangunan suatu kawasan pariwisata dengan pemukiman wisatawan secara terpusat, yang jauh dan pusat kehidupan sehari-hari masyarakat Bali pada umumnya. Dengan demikian pengaruh langsung para wisatawan, khususnya pengaruh negatif akan dapat ditekan. Lahan yang memenuhi syarat ada dikawasan bukit yaitu Nusa Dua, lahan yang tidak produktif, namun memiliki pantai berpasir putih yang indah, berpenduduk jarang dan dekat dengan Bandara Udara Ngurah Rai. Letak lahan tersebut, terpisah dan masyarakat tradisional Bali.

Melalui pendekatan tersebut, sebagaimana dijelaskan diatas, diharapkan kebutuhan akan kamar yang terus meningkat bisa dipenuhi, sekaligus kebudayaan Bali sebagai daya tarik utama pariwisata bisa tetap dilestarikan. Disamping itu daerah Nusa Dua lebih mudah dikembangkan karena tanah yang tersedia cukup luas dan penduduknya jarang. Curah hujannya relatif kecil dan tidak ada sumber air permukaan, sehingga tanahnya tidak cukup subur untuk pertanian. Pertimbangan yang tidak kalah pentingnya adalah Nusa Dua mempunyai pemandangan alam menarik dengan pantai berpasir putih, air laut yang jernih dan pantai menghadap ke timur menyongsong terbitnya matahari pagi.

• Kebijaksanaan Pemerintah

Pembangunan sektor pariwisata bukan merupakan pembangunan yang berdiri sendiri, tetapi terkait dengan pembangunan disektor - sektor lain, karenanya untuk pelaksanaan pembangunannya perlu pembuatan perencanaan yang terencana dan terpadu. Sebagai tindak lanjut dan rekomendasi dalam Master Plan Pariwisata Bali, Direktorat Jendral Pariwisata dengan bantuan UNDP menyiapkan Master Plan Kawasan Nusa Dua. Master Plan tersebut dibuat oleh Pasific Consultan Internasional ( PCI) dan Jepang bekerja sama dengan Konsultan indonesia pada tahun 1972.

Pembentukan BTDC

Dalam rangka pelaksanaan rencana Nusa Dua sebagai kawasan pariwisata dibentuklah suatu badan usaha yaitu PT. Pengembangan Pariwisata Bali ( Persero) atau lebih dikenal dengan Bali Tourism Development Corporation (BTDC), yang bertujuan utama menyelenggarakan tersedianya prasarana dan sarana, mengundang investor untuk membangun hotel serta mengelola dan memelihara kawasan Pariwisata Nusa Dua.

Kawasan Puja Mandala

Sebagaimana lazimnya aktifitas kehidupan, pariwisata memiliki banyak sisi positif dan negatif. Pembangunan paniwisata memerlukan adanya pembangunan mental spiritual untuk masyarakat, itu pula sebabnya sejak awal sudah difikirkankan perlu adanya fasilitas untuk tempat beribadah.
Pemikiran awal pembangunan tempat ibadah akan dibangun didalam kawasan dengan alokasi lahan, sebelah utara untuk pura, dilahan sebelah selatan untuk gereja dan di lahan sebelah barat untuk masjid.
Didalam proses benikutnya dipertimbangkan bahwa pengguna bangunan bangunan tempat ibadah tersebut nantinya akan banyak dimanfaatkan masyarakat di kawasan Nusa Dua atau masyarakat sekitar kawasan Nusa Dua.
Keperluan nyata masyarakat berupa tempat ibadah antara lain Masjid, mendapat respon positif dan pemerintah, Kepala Daerah, dan BTDC yang mengadopsi tempat ibadah yang ada di Taman Mini Indonesia di Jakarta. Kawasan bangunan tempat ibadah dan lima Agama tersebut hendaknya terletak diluar kawasan hotel, tanahnya merupakan milik PT. BTDC tetapi untuk pembangunan masing masing rumah ibadah dikerjakan oleh umat masing masing agama yang selanjutnya akan mengelola tempat ibadah tersebut.
Didalam rapat rapat awal yang diselenggarakan oleh PT. BTDC mengemuka beberapa nama. Akhirnya dan beberapa nama yang ada dipilih nama :Puja Mandala untuk komplek rumah ibadah di desa Kampial tersebut. Bapak Joop Ave komisanis BTDC menilai bahwa membangun 5 rumah ibadah di sekitar lokasi di kawasan Nusa Dua sungguh pantas untuk diwujudkan. Bali sebagai salah satu daerah tujuan wisata terbaik didunia tentu  perlu dilengkapi oleh fasilitas sarana ibadah yang baik dan unik.
Bali dengan kekayaan budaya dan alamnya yang cantik tentu akan merupakan jendela etalase promosi Indonesia dimata dunia. Indonesia yang terletak di Asia Tenggara yang membentang dan timur ke barat, dan Sabang hingga ke Merauke, membentang bagaikan zamrud khatulistiwa. Dan tahun ke tahun posisi indonesia tentu akan lebih menarik dan strategis dimata dunia. Untuk mewujudkan ide tersebut Bapak H. Nadirsyah Zein, direktur utama BTDC selaku pemegang otoritas pcngembangan Kawasan Pariwisata Nusa Dua, mulai mengadakan pembicaraan dan pendekatan dengan perbagai pihak dan dengan pernerintah daerah/Gubernur Bali yang dipimpin oleh Bapak. Prof Dr. Ida Bagus Oka.
Sebagai tindak lanjutnya kemudian BTDC melakukan beberapa persiapan, yang pertama tentunya adalah mencari & mendapatkan lokasi tanah yang cocok dan menyelesaikan rnasalah administrasinya. Selanjutnya BTDC mengundang majelis majelis agama yang ada seperti : M.U.I ( Majelis Ulama Indonesia), PG.1 (Persekutuan Gereja-gereja Indonesia ), K.WI ( Konferensi Wali Gereja Indonesia ), P.H.D.I ( Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), WALUBI (Perwakilan Umat Budha Indonesia).
Di dalam rapat tersebut pihak BTDC menjelaskan kepada setiap majelis agama yang ada bahwa dikawasan Nusa Dua akan dibangun rurnah rumah ibadah. Pihak BTDC telah menvediakan tanah seluas: 2 Ha untuk 5 rumah ibadah, yang terletak di desa Kampial Kelurahan Bualu yang jaraknya sekitar 1 km dan kawasan Pariwisata Nusa Dua.
Pihak BTDC menviapkan tanahnva, selanjutnya kepada masing masing majelis agama diharapkan untuk kemudian mengusahakan dana dan pembangunan gedung lengkap dengan fasilitas yang diperlukan.

I.Masjid Agung
Ibnu Batutah

Didalam rapat rapat koordinasi yang diadakan oleh BTDC hadir & memberikan penjelasan adalah bapak (Ketua umum MUI Bali ), Bapak H. Usman Shir Muhammad, Bapak H. Roichan Muklis dan bapak Ir. H. Maman Supratman.
Drs.A.A Gede Rai selaku direktur utama BTDC yang menggantikan bapak Drs. Nadirsyah Zein yang pindah ke Jakarta dan selanjutnya memasuki masa pensiun, didampingi oleh bapak Drs, H. Wagiman Subiyarso (Direktur Keuangan) dan ibu Ir. Indah Juanita (Kabag Perencanaan BTDC). Adapun dan Majelis Ulama Indonesia Provinsi Bali hadir bapak K.H. Habib Adnan
Desain awal bangunan Masjid dibuat oleh Konsultan dan Jakarta yaitu PT. Chattra dan didampingi Ir. Indah Juanita, yang konsep dasarnya agar bisa mendukung bangunan Masjid YAMP agar sejajar dengan pcrmukaan jalan utama Perkembangan selanjutnya, disain bangunan dikembangkan oleh Ir.H. Maman Supratman selaku pelaksana pembangunan bangunan masjid. Sebagaimana umumnya pembangunan masjid yang dilaksanakan maka kendala utama yang dihadapi adalah masalah dana untuk pembangunan , Alhamdulillah atas prakarsa dan usaha bapak Drs. H. Wagiman Subiyarso direktur keuangan BTDC yang didukung sepenuhnya oleh bapak Joop Ave yang kemudian menjadi menteri pariwisata, mengadakan kegiatan usaha penggalian dana kejakarta.

Dari Bali berangkat bapak Drs H. Wagiman Subivarso, ibu Jr. Hj. Indah Juanita dan BTDC dan dan MUI Bali berangkat, bapak K. H. Habib Adnan & bapak Ir. H. Maman Supratman. Penggalian dana di Jakarta dilaksanakan pada bulan Ramadhan dengan mengundang beberapa pengusaha dan Jakarta dalam acara berbuka puasa bersama yang diselenggarakan di rumah dinas Menteni Paniwisata. Pengusaha pengusaha yang diundang adalah khususnya para investor, yang mempunyai investasi di dalam Kawasan Nusa Dua. Bapak Joop Ave yang bertindak sebagai pengundang dan sekaligus sebagai tuan rumah dalarn acara tersebut.

Alhamdililllah dalam acara silaturahmi benbuka puasa dan diiningi presentasi rencana pembangunan masjid, malam itu dapat mengumpulkan dana sebesar Rp.678 juta,-dana inilah kemudian yang dipakai sebagai modal dasar memulai kegiatan pembangunan masjid. Kondisi tempat masjid akan dibangun tidak rata, tanahnya bertransis dengan beda tinggi cukup besar, tanah dibagian depan lebih tinggi, semakin ke belakang semakjn rendah, kondisi tanah yang bertransis inilah kemudian yang menyebabkan bangunan masjid yang dibangun pada bagian belakang berlantai empat sedangkan pada bagian depannya berlantai dua. Ruang shalat utama terletak di lantai paling atas dan untuk bangunan shalat utama ini panitia mendapat bantuan dan Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila YAMP, sesudah mendapat rekomendasi dan DPD Majelis Dakwah Islamiyah Provinsi Bali. Hal ini tentu tidak terlepas dan usaha bapak Drs. H. Wagiman Subiyarso yang kemudian dilanjutkan oleh bapak Jr. H. Maman Supratman yang harus datang ke kantor YAMP di kuningan Jakarta untuk keperluan koordinasi masalah perencanaan & pelaksanaannya. Setelah melewati beberapa kesulitan dan dinamika dalam proses perencanaan dan pclaksanaan, alhamdulillah masjid akhirnya dapat diselesaikan.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Majelis Ulama indonesia Daerah Tingkat I Bali, Bapak K.H. Habib Adnan kemudian memberi nama masjid ini dengan nama Masjid Agung Ibnu Batutah.
Nama Ibnu Batutah diambil dan nama seorang ulama, seorang pujangga yang berasal dan Persia, beliau adalah seorang penyebar agama Islam, yang selama hidupnya senang mengembara berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain, beliau berdakwah, berdarmawisata, berkelana melakukan syiar agama berlayar dan satu pulau ke pulau yang lain, dan satu benua ke benua yang lain. Beliau melakukan semua itu jauh sebelum bangsa bangsa Eropa melakukan perjalanan yang sama beberapa abad kemudian.
Ditambahkan kata Agung sesudah kata Masjid karena dicita-citakan pada setiap Kabupaten ada satu masjid Agung yang menjadi pendorong, penghela, dan penggerak kemajuan dan kemakmuran masjid di wilayahnya. Alhamdulillah rumah rumah ibadah di komplex Puja Mandala ( Masjid, Gereja, Vihara, Gereja, dan Pura ) diresmikan pemakaianya pada tanggal 22 Desemben 1997 dan dihadiri oleh Menteri Agama R.I Bapak dr. Tarmizi Thaher, gubernur Bali Prof. Dr. Ida Bagus Oka serta kalangan tokoh masyarakat dan pemuka pemuka agama di Bali.

I. Periode 1997

Pihak- pihak yang terlibat langsung dalam perjalanan perencanaan & pembangunan Masjid Ibnu batutah kemudian mengadakan perternuan yang kemudian menghasilkan keputusan sebagai berikut:

I .Diperlukan adanva sebuah wadah, sebuah lembaga untuk lebih memaksimalkan fungsi masjid.
2.Disepakati untuk membentuk sebuah yayasan yang diberi nama Yayasan Masjid Agung Ibnu Batutah.
3. Sebagai badan pendiri ditetapkan sebagai berikut:

I .Drs. H. Nadirsyah Zein
2.Drs. H. Wagiman Subiarso
3.K.H. Habib Adnan
4.H. Usman Muhammad
5.H. Roichan Muckhlis
6.Ir. H. Maman Supratman
7.Ir. Indah Juanita
Untuk ketua badan pendiri ditunjuk  Bpk. Drs.1-1. Wagirnan Subiarso
4. Karena bapak Drs. H. Wagiman Subiarso tidak lama kemudian mendapat tugas baru pindah ke Jawa tengah maka rencana untuk menindak lanjuti pembentukan yayasan dengan Akte Notaris dan seterusnya tidak dapat dilanjutkan

II.Periode 1998-2012

Periode ini diawali dengan adanya serah terima jabatan direksi PT. BTDC khususnya direktur keuangan dan Bpk. Drs. H. Wagiman Subiarso Kepada Bpk. Drs. Solichin.Adalah kemudian Bapak Drs. Solichin membentuk Yayasan yang disahkan pada tanggal 26 Februari 1998 dengan Akte notaris nomor 27,Notaris
Amir Syarifudin SH, telah didirikan sebuah yayasan.

Sebagai Badan Pendiri adalah:
Ketua : Drs H. Sholichin
Anggota:

1. Drs.
H.Wagiman Subiyarso
2.K. H. Habib Adnan
3.H. Usman Shir Muhammad
4.H. Roichan Muchlis
5.Ir. H. Maman Supratman
6.Ir. Hj. IndahJuanita, MM

Badan Pengurus:
Ketua Umum :
Drs H. Sholichin
Ketua I :H.JafarDaengTombong
Ketua II : Andi M Sidik
Ketua III : Hj Arimurthy
Sekretaris I : H. M.Jumali. S
Sekretaris II : Bambang Wibisono
Sekretaris III : Alvaradar Erlangga
Bendahara I : Adi Sujono Prawoto
Bendahara II:
Fidivono
Bendahara III : Mochamad Sodiq
Sejak itulah semua dinamika perkembangan umat Islam di Nusa Dua dan sekitarnya serta aktifitasnya terangkum dalam program kerja dan pengaturan pengurus Yayasan dan bergerak di masjid yang dengan jerih payah telah berhasil didirikan. Langkah pengurus selanjutnya adalah dengan memindahkan pusat kegiatan umat Islam yang awalnya di Mushollah kantor BTDC ke Masjid Agung Ibnu Batutah.Pada periode ini prestasi yang baik untuk dicatat adalah keberhasilan beberapa aktifis masjid, mereka antara lain: Hj. Indah Juanita MM, H. M. Husnan, H. Warsono, H. Sholeh \Vahid, H. Affandi, H.Jumali S, H. Fidivono dan lain lain yang telah berhasil membangun bangunan Mihrab Al Quran, sebuah bangunan berlantai enam yang menempel pada bangunan induk masjid, dan melakukan renovasi pada bangunan ruang sholat utama.

III. Periode 2012 - 2017

Pada Hari Sabtu, 13 Oktober 2012 bertempat dirumah bapak Drs. H. Wagiman Subiyarso di Kota Solo telah diadakan rapat badan pendiri Yavasan Masjid Agung Ibnu Batutah. Hadir dalam rapat badan pembina tersebut adalah Bapak Drs. K. Wagiman Subivarso, Bapak H. Roichan Muchlis, Bapak Ir. H. Maman Supratman dan Ibu Jr. Hj. Indah Juanita MM. Beberapa keputusan yang telah disepakati dalam rapat badan pendiri tersebut adalah:

1 .Akta yayasan perlu disesuaikan dengan ketentuan perundang undangan yang berlaku
2.Disepakati bahwa karena ada beberapa anggota badan pendiri yang sudah meninggal dunia dan      tidak bisa aktif lagi maka badan pendiri perlu dilengkapi dengan personil baru dengan  memperhatikan sejarah pendirian masjid
3.Menetapkan:

a.Badan Pembina

Ketua : H. Roichan Muchlis
Sekretaris : Hj. IndahJuanita MM.
Anggota :
H.Nadirsyah Zein,
H. Wagiman Subiyarso,
H. Taufiq As’adi,
H. Fakrudin
b. Badan Pengawas:
Hj. Arimurti
H. Fidiyono, H.Warsono, H. Aang Nudy Santoso

c.Badan Pengurus:

Ketua Umum : Jr. H. Maman Supratman
Ketua I : Drs. Sholeh Wahid
Ketua II : H. Husnan
Ketua III : M. NurAfriliandi N.
Sekretarjs : H. M.Jumali S
Sekretaris I : R. Agus Sudrajat
Bendahara : H. Adi Sujono Prawoto
Bendahara I : Wiyono

Ketetapan tersebut telah tertuang dalam akta Notaris Ny. Hj. Srisubekti, SR nomor 28 tanggal 19 Desember 2012, dan telah disahkan oleh Kementerian Hukum dan HAM RI. Selanjutnya Badan pengurus telah membentuk pelaksana-pelaksana program sesuai dengan kebutuhan jamaah masjid antara lain:

1. Ibadah dan Da’wah Ibnu Batutah Ketua: Drs. Sholeh,
2 Rukun Kifayah Islam Ibnu Batutah Ketua: H. Slamet Arifin,
3.Muslimah Ibnu Batutah Ketua: Ir. Hj. Wasik Pratiwi,
4.Amil Zakat Ibnu Batutah Ketua: Jaya Atmaja,
5.Remaja Ibnu Batutah Ketua : Fajar Budiman,
6. TPQ dan Madin Ula Ibnu Batutab Ketua : H. Nur Kamid, S.Ag, M.Ag,
7.Madin Wustha Ibnu Batutah Ketua :Fikri Fathoni, S.Ag,
8.Pesantren Tahfidz Ibnu Batutah Ketua : Subhan Al Habib,
9. Hari Besar Islam Ibnu Batutah Ketua : Haryono,
10. Even Organiser Ibnu Batutah Ketua Prasetyo,
11. Santunan Yatim dan dhuafa Ketua : Hj. Darotun Hasanah, 
12.Mualaf IbnuBatutah Ketua :H.NiPutu Ferlianti,
13.Usaha Masjid Ibnu Batutah Ketua : Boya Samphido,

14. Pariwisata IbnuBatutah Ketua: H. Muhaimin,
15. Perpustakaan Ketua Moh. Reza,
16. Pelayanan Kesehatan Masjid Ketua : Abu Mansur
Alhamdulillah diusianya yang 16 tahun saat ini, Masjid Agung Ibu Batutah pada tanggal 27 November 2013 setelah melewati proses seleksi, penilaian dan penjurian telah ditetapkan oleh pemerintah, dalam hal mi Kementerian Agama Republik Indonesia yang bekerja sama dengan Dewan Masjid Indonesia sebagai Masjid Percontohan Terbaik se Provinsi Bali dan Masjid terbaik kedua tingkat Nasional Tahun 2013. Hal ini merupakan salah satu bukti keberhasilan kerja sama yang baik diantara semua pihak. Semoga hal - hal yang baik yang telah dicapai, telah dipupuk dipelihara selama mi akan dapat ditingkatkan untuk masa - masa yang akan datang, amiin vaarabbalalamin.

Nusa Dua, 22 Desember 2013 YASMAIBA

Ir. H. Maman Supratman

Ketua Umum


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
back to top