“Barangsiapa tawadlu
merendahkan diri, maka Allah akan mengangkat derajatnya, dan barangsiapa
takabur Allah akan merendahkannya.”
Diriwayatkan dari Addullah bin Mas’ud dar Nabi SAW :
‘’tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya terdapat sebiji berat
timbangan kesombongan, dan tidak akan masuk neraka orang yang dalam hatinya,
terdapat sebiji berat timbangan keimanan.
Sesungguhnya
Allah itu baik dan mencintai kebaikan/orang-orang yang baik. Sedang sombong
adalah menolak yang benar dan merendahkan yang lain.
Fudail bin Iyad berkata : orang yang selalu mengadukan
kepada Allah adalah orang yang khusu’ dan tawadlu, sedangkan orang yang yang
mengadukan kepada hakim adalah orang yang tinggi dan sombong.
Rendah diri
untuk kebenaran adalah menyelamatkan diri untuk kebenaran dan dan menerima
kebenaran dari orang lain.
Tawadlu adalah
kenikmatan yang tidak bisa dipublikasikan, sombong adalah cobaan yang tidak
dapat dikasihani. Dan kemuliaan ada pada tawadlu, kemerdekaan terletak pada
qona’ah.
Kisah Abu Dzar yang mengatakan Bilal hitam, lalu Bilal
mengadu kepada Rasulullah SAW, kemudian Rasulullah bersabda : Hai Abu Dzar, di
dalam hatimu masih ada sifat sombong seperti kesombongan orang-orang jahiliyah.
Setelah itu Abu Dzar menimpakan kepada dirinya
sendiri, dia bersumpah tidak akan mengangkat kepalanya sebelum Bilal menginjak
pipi (Abu Dzar)
Cara menumbuhkan
tawadlu :
1. Mengenal Allah SWT
2. Kenali diri sendiri
3. Mengenal aib sendiri
4. Merenung nikmat Allah SWT
Cara mengobati
takabur :
1. Mengingat bahaya takabur, yang akan direndahkan oleh
Allah SWT
2. Menengok orang sakit
3. Menolong orang yang kesusahan
4. Mengantar jenazah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar