Rabu, 02 September 2015

Marah Dan Pengendaliannya

Tidak ada komentar:
Oleh: Ust. Sholahudin

“Orang yang kuat itu bukanlah yang pandai bergulat, tetapi orang yang kuat ialah orang yang dapat mengendalikan dirinya ketika marah”.
(Rasulullah Saw)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam : "Berilah wasiat kepadaku."
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : "Jangan marah". Maka diulanginya permintaan itu beberapa kali, beliau tetap bersabda : "Jangan marah."[HR Bukhari no. 6116]

Definisi Marah

          Marah Ialah bergejolaknya darah dalam hati untuk menolak gangguan yang dikhawatirkan terjadi atau karena ingin balas dendam kepada orang yang menimpakan gangguan yang terjadi padanya.
Marah adalah bara yang dilemparkan syetan kedalam hati anak Adam sehingga ia mudah emosi, dadanya membara, urat syarafnya menegang, wajahnya memerah, dan terkadang ungkapan dan tindakannya tidak masuk akal. Ini menunjukan bahwa marah adalah pokok berbagai kejahatan, dan menahan diri darinya adalah pokok segala kebaikan.

Al Hafizh Ibnu Hajar Al-‘Asqolani Rahimallah berkata, “Adapun hakikat marah tidaklah dilarang karena merupakan perkara tabiat yang tidak bias hilang dari prilaku kebiasaan manusia”
Yang dimaksud dengan hadits diatas yaitu marah yang dapat merusak amaliah dilakukan karena menuruti hawa nafsu dan menimbulkan kerusakan.

1.Maksud dari perintah beliau ialah perintah untuk memahami sifat atau sebab sebab yang menghasilkan akhlak yang baik, berupa dermawan, murah hati, penyantun, malu, tawadlu’, sabar menahan diri dari mengganggu orang lain, pemaaf, menahan amarah, wajah berseri, dan akhlak-akhlak baik yang semisalnya. Apabila jiwa terbentuk dengan akhlak-akhlak mulia ini dan menjadi kebiasaan baginya, maka ia mampu menahan amarah, pada saat timbul berbagai sebabnya.

2.Maksud sabda Nabi ialah, “engkau jangan melakukan tuntutan marahmu apabila marah terjadi padamu, tetapi usahakan dirimu untuk tidak mengerjakan dan tidak melakukan apa yang diperintahnya.” Sebab, abila amarah telah menguasai manusia, maka amarah itu yang memerintah dan yang melarangnya.
Diantara do’a yang beliau Shollallahu’alaihi wa sallam baca ialah:
“Aku memohon kepada-Mu perkataan yang benar pada saat marah dan ridha”

Ketika Nabi Shollallahu ‘alaihi wa sallam diberi pengaduan tentang imam yang sholat lama dengan manusia hingga sebagian mereka terlambat, beliau marah, bahkan sangat marah, menasehati manusia, lalu menyuruh meringankan shalat (supaya tidak memanjangkan sholatnya).

Ketika Nabi Shollallahu ‘alaihi wa sallam melihat dahak dikiblat masjid, beliau marah, mengeruknya, dan bersabda, “Sesungguhnya jika salah seorang dari kalian berada dalam sholat, maka Allah Azza wa Jalla ada didepan wajahnya, oleh karena itu, janganlah sekali-kali berdahak didepan wajahnya ketika sholat”.

Bagaimana Mengobati Amarah jika telah Bergejolak?
          Nabi memerintahkan orang yang sedang marah untuk melakukan berbagai sebab yang dapat menahan dan meredakan amarahnya. Dan beliau memuji orang yang dapat mengendalikan dirinya ketika marah:

1.Mengucapkan kalimat-kalimat yang baik, berdzikir, dan istighfar berlindung kepada Allah dari godaan syetan dengan membaca Ta’awudz

Nabi Shollallau ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sungguh, aku mengetahui satu kalimat, jika ia mengucapkannya niscaya hilang darinya apa yang ada padanya (marah). Seandainya ia mengucapkan:
“Aku berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk”

2. Hendaklah diam, tidak mengumbar amarah.

          Menurut Syariat islam bahwa orang yang kuat adalah orang yang mampu melawan dan mengekang hawa nafsunya ketika marah, Rasulullah Shollallahu ‘alahi wa sallam bersabda:

“Orang yang kuat itu bukanlah yang pandai bergulat, tetapi orang yang kuat ialah orang yang dapat mengendalikan dirinya ketika marah”.

3. Dianjurkan berwudhlu’

4. Merubah posisi lebih rendah, apabila marah dalam keadaan berdiri hendaklah duduk, dan apabila marah dalam keadaan duduk maka hendaklah berbaring.

Nabi Bersabda:
 “Apabila seorang dari kalian marah dalam keadaan berdiri, hendaklah ia duduk, apabila amarah telah pergi darinya, (maka itu baik baginya) dan jika belum, hendaklah ia berbaring.”
6. Jauhlan hal-hal yang membawa kepada kemarahan, ingatlah akibat jelek dari amarah, ingatlah keutamaan orang-orang yang dapat menahan amrahnya”.

Nabi menjelaskan tentang keutamaan orang yuangv dapat menahan amarahnya, beliau shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Barangsiapa menahan amarah padahal ia mampu melakukannya, pada hari kiamat Allah akan memanggilnya dihadapan selurauh makhluk, kemudian Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari yang ia sukai”.

Rasulullullah pernah bersabda kepada seorang sahabatnya,

“Jangan kamu marah, maka kamu akan masuk surga”

Wallahu A’lam..




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
back to top