Oleh: Ust. Sholahudin
“Orang yang kuat itu bukanlah yang pandai bergulat, tetapi orang
yang kuat ialah orang yang dapat mengendalikan dirinya ketika marah”.
(Rasulullah Saw)

Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda : "Jangan marah". Maka
diulanginya permintaan itu beberapa kali, beliau tetap bersabda : "Jangan
marah."[HR Bukhari no. 6116]
Definisi Marah
Marah Ialah bergejolaknya darah dalam hati untuk menolak
gangguan yang dikhawatirkan terjadi atau karena ingin balas dendam kepada orang
yang menimpakan gangguan yang terjadi padanya.
Marah adalah bara yang
dilemparkan syetan kedalam hati anak Adam sehingga ia mudah emosi, dadanya
membara, urat syarafnya menegang, wajahnya memerah, dan terkadang ungkapan dan
tindakannya tidak masuk akal. Ini menunjukan bahwa marah adalah pokok berbagai
kejahatan, dan menahan diri darinya adalah pokok segala kebaikan.
Al Hafizh Ibnu Hajar
Al-‘Asqolani Rahimallah berkata, “Adapun hakikat marah tidaklah dilarang karena
merupakan perkara tabiat yang tidak bias hilang dari prilaku kebiasaan manusia”
Yang dimaksud dengan
hadits diatas yaitu marah yang dapat merusak amaliah dilakukan karena menuruti
hawa nafsu dan menimbulkan kerusakan.
1.Maksud dari perintah
beliau ialah perintah untuk memahami sifat atau sebab sebab yang menghasilkan
akhlak yang baik, berupa dermawan, murah hati, penyantun, malu, tawadlu’, sabar
menahan diri dari mengganggu orang lain, pemaaf, menahan amarah, wajah berseri,
dan akhlak-akhlak baik yang semisalnya. Apabila jiwa terbentuk dengan
akhlak-akhlak mulia ini dan menjadi kebiasaan baginya, maka ia mampu menahan
amarah, pada saat timbul berbagai sebabnya.
2.Maksud sabda Nabi
ialah, “engkau jangan melakukan tuntutan marahmu apabila marah terjadi padamu,
tetapi usahakan dirimu untuk tidak mengerjakan dan tidak melakukan apa yang
diperintahnya.” Sebab, abila amarah telah menguasai manusia, maka amarah itu
yang memerintah dan yang melarangnya.
Diantara do’a yang
beliau Shollallahu’alaihi wa sallam baca ialah:
“Aku memohon kepada-Mu
perkataan yang benar pada saat marah dan ridha”
Ketika Nabi Shollallahu
‘alaihi wa sallam diberi pengaduan tentang imam yang sholat lama dengan manusia
hingga sebagian mereka terlambat, beliau marah, bahkan sangat marah, menasehati
manusia, lalu menyuruh meringankan shalat (supaya tidak memanjangkan
sholatnya).
Ketika Nabi Shollallahu
‘alaihi wa sallam melihat dahak dikiblat masjid, beliau marah, mengeruknya, dan
bersabda, “Sesungguhnya jika salah seorang
dari kalian berada dalam sholat, maka Allah Azza wa Jalla ada didepan wajahnya,
oleh karena itu, janganlah sekali-kali berdahak didepan wajahnya ketika
sholat”.
Bagaimana Mengobati Amarah jika telah
Bergejolak?
Nabi memerintahkan orang yang sedang marah untuk
melakukan berbagai sebab yang dapat menahan dan meredakan amarahnya. Dan beliau
memuji orang yang dapat mengendalikan dirinya ketika marah:
1.Mengucapkan kalimat-kalimat yang
baik, berdzikir, dan istighfar berlindung kepada Allah dari godaan syetan
dengan membaca Ta’awudz
Nabi Shollallau ‘alaihi wa sallam
bersabda: “Sungguh, aku mengetahui satu
kalimat, jika ia mengucapkannya niscaya hilang darinya apa yang ada padanya
(marah). Seandainya ia mengucapkan:
“Aku berlindung
kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk”
2. Hendaklah diam, tidak mengumbar
amarah.
Menurut
Syariat islam bahwa orang yang kuat adalah orang yang mampu melawan dan
mengekang hawa nafsunya ketika marah, Rasulullah Shollallahu ‘alahi wa sallam
bersabda:
“Orang yang kuat itu
bukanlah yang pandai bergulat, tetapi orang yang kuat ialah orang yang dapat
mengendalikan dirinya ketika marah”.
3. Dianjurkan berwudhlu’
4. Merubah posisi lebih rendah, apabila
marah dalam keadaan berdiri hendaklah duduk, dan apabila marah dalam keadaan
duduk maka hendaklah berbaring.
Nabi Bersabda:
“Apabila seorang dari kalian marah dalam
keadaan berdiri, hendaklah ia duduk, apabila amarah telah pergi darinya, (maka
itu baik baginya) dan jika belum, hendaklah ia berbaring.”
6. Jauhlan hal-hal yang membawa kepada
kemarahan, ingatlah akibat jelek dari amarah, ingatlah keutamaan orang-orang
yang dapat menahan amrahnya”.
Nabi menjelaskan tentang keutamaan
orang yuangv dapat menahan amarahnya, beliau shollallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
“Barangsiapa menahan
amarah padahal ia mampu melakukannya, pada hari kiamat Allah akan memanggilnya
dihadapan selurauh makhluk, kemudian Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari
yang ia sukai”.
Rasulullullah pernah bersabda kepada
seorang sahabatnya,
“Jangan kamu marah,
maka kamu akan masuk surga”
Wallahu A’lam..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar