Oleh Ustad :H. Saknan, Lc

Dan jika
kamu tidak mendapati seorangpun didalamnya, maka janganlah kamu memasuki rumah
itu sebelu mendapat izin. Dan jika dikatakan kepadamu ‘’kembalilah’’ maka
hendaklah kamu kembali, itu lebih suci bagimu, dan Allah Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan. (QS. An Nur : 28)
Ayat di atas
menjelaskan kepada kita tentang etika memasuki rumah. Bahwa seorang mukmin
harus berperilaku baik pada saat memasuki rumah yang bukan rumahnya sendiri.
Berdasarkan ayat di atas dan apa yang diperintahkan dan dicontohkan oleh
Rasulullah SAW, maka etika memasuki rumah orang lain sebagai berikut :
1. Meminta izin kepada penghuninya sebanyak 3 kali dan
mengucapkan salam.
Sebagaimana
sabda Rasulullah SAW :
“Apabila minta izin salah seorang dari kamu sebanyak 3
kali lalu tidak diberi izin kepadanya, maka hendaklah ia kembali. “(HR. Muslim)
2. Berdiri tidak berhadapan dengan pintu, tetapi berada
di sebelah kanan atau kiri pintu.
Sebagaimana kebiasaan Rasulullah SAW, apabila beliau
mengunjungi rumah seseorang beliau berdiri tidak menghadap pintu.
“Dari Abdullah bin Bisr berkata : adalah Rasulullah SAW
apabila mendatangi pintu rumah suatu kaum, beliau tidak menghadap ke arah
pintu, tetapi berada di sebelah kanan atau kiri pintu dan beliau mengucapkan
Assalamu’alaikum. “(HR. Abu Dawud)
3. Tidak melihat sesuatu di dalam rumah tanpa izin
pemilik rumah.
Dari Abu Hurairah RA, berkata telah bersabda
Rasulullah SAW : apabila ada sesorang yang melihat-lihat ke arahmu (ke dalam
Rumahmu) tanpa izin lalu kamu melemparnya dengan batu, robeklah matanya (karena
lemparanmu), maka kamu tidak berdosa. (HR. Bukhari)
4. Mengenalkan diri kepada pemilik rumah.
Yang dimaksud mengenalkan diri ialah menyebut nama
apabila ditanya oleh si pemilik rumah dan tidak cukup hanya mengatakan
‘’saya’’. Hal ini sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Jabir bin Abdillah
Dari Jabir bin Abdillah RA berkata : aku pernah
mendatangi Rasulullah SAW karena persoalan hutang bapakku, lalu aku mengetuk
pintu dari luar rumah, sedangkan beliau berkata dari dalam, siapakah itu? Aku
menjawab, saya. Lalu beliau berkata, saya...? Saya...? Seolah-olah beliau tidak
senang atas jawaban itu. (HR. Bukhari)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar