Rabu, 02 September 2015

ETIKA DI RUMAH

Tidak ada komentar:
Oleh Ustad :H. Saknan, Lc

Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu, sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu agar kamu selalu ingat. (QS. An Nur : 27)

Dan jika kamu tidak mendapati seorangpun didalamnya, maka janganlah kamu memasuki rumah itu sebelu mendapat izin. Dan jika dikatakan kepadamu ‘’kembalilah’’ maka hendaklah kamu kembali, itu lebih suci bagimu, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. An Nur : 28)

Ayat di atas menjelaskan kepada kita tentang etika memasuki rumah. Bahwa seorang mukmin harus berperilaku baik pada saat memasuki rumah yang bukan rumahnya sendiri. Berdasarkan ayat di atas dan apa yang diperintahkan dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW, maka etika memasuki rumah orang lain sebagai berikut :


1. Meminta izin kepada penghuninya sebanyak 3 kali dan mengucapkan salam.



Sebagaimana sabda Rasulullah SAW :

Apabila minta izin salah seorang dari kamu sebanyak 3 kali lalu tidak diberi izin kepadanya, maka hendaklah ia kembali. “(HR. Muslim)

2. Berdiri tidak berhadapan dengan pintu, tetapi berada di sebelah kanan atau kiri pintu.

Sebagaimana kebiasaan Rasulullah SAW, apabila beliau mengunjungi rumah seseorang beliau berdiri tidak menghadap pintu.

Dari Abdullah bin Bisr berkata : adalah Rasulullah SAW apabila mendatangi pintu rumah suatu kaum, beliau tidak menghadap ke arah pintu, tetapi berada di sebelah kanan atau kiri pintu dan beliau mengucapkan Assalamu’alaikum. “(HR. Abu Dawud)

3. Tidak melihat sesuatu di dalam rumah tanpa izin pemilik rumah.

Dari Abu Hurairah RA, berkata telah bersabda Rasulullah SAW : apabila ada sesorang yang melihat-lihat ke arahmu (ke dalam Rumahmu) tanpa izin lalu kamu melemparnya dengan batu, robeklah matanya (karena lemparanmu), maka kamu tidak berdosa. (HR. Bukhari)

4. Mengenalkan diri kepada pemilik rumah.

Yang dimaksud mengenalkan diri ialah menyebut nama apabila ditanya oleh si pemilik rumah dan tidak cukup hanya mengatakan ‘’saya’’. Hal ini sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Jabir bin Abdillah


Dari Jabir bin Abdillah RA berkata : aku pernah mendatangi Rasulullah SAW karena persoalan hutang bapakku, lalu aku mengetuk pintu dari luar rumah, sedangkan beliau berkata dari dalam, siapakah itu? Aku menjawab, saya. Lalu beliau berkata, saya...? Saya...? Seolah-olah beliau tidak senang atas jawaban itu. (HR. Bukhari)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
back to top