Oleh:
Ustad Imam Suyuthi, LC
“Tidaklah seorang mukmin (yang sejati),
seorang dalam keadaan kenyang (kecukupan) padahal tetangga disampingnya dalam
dalam keadaan kelaparan (kekurangan).
(HR.Bukhari)
1.Tetangga sesama manusia, yang terlahir dari Nabi Adam dan
Hawa, yang dengan itu mereka mempunyai satu hak, yaitu hak bertetangga.
2.Tetangga sesama manusia, sesama muslim, sehingga mereka
mempunyai dua hak, yaitu hak sesama manusia dan hak sesama muslim.
3.Tetangga sesama manusia, sesama muslim, dan sekerabat,
keturunan, persaudaraan, sehingga mempunyai tiga hak bertetangga.
Tetangga adalah orang-orang sering kita banyak
berhubungan dengannya, ketika kita sakit maka merekalah yang sering kita
repotkan, ketika kita susah merekalah yang sering kita mintai bantuan, sehingga
islam sangat memperhatikan kedudukan serta hak-hak mereka.
Rosululloh SAW bersabda:
مَا زَالَ يُوصِينِي جِبْرِيلُ بِالْجَارِ
حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ) رواه البخاري(
“Tidak henti-hentinya Malaikat Jibril berwasiat kepadaku
dalam masalah tetangga, sehingga aku menyangka sesunggguhnya ia akan memberikan
hak waris padanya. “ (HR. Al-bukhori)
Rosululloh SAW bersabda
“ Jadilah
seorang yang wira’i maka engkau adalah orang yang paling taat beribadah,
Jadilah orang yang qona’ah, maka engkau adalah orang yg paling bersyukur,
cintai manusia seperti engkau mencintai dirimu sendiri, maka engkaulah orang
yang beriman (dgn sebenarnya), berbuat baiklah kepada tetangga, maka engkaulah
orang islam (yang sebenarnya).
Rasululloh SAW telah bersabda, Demi Allah, tidak beriman; demi Allah, tidak beriman; demi Allah, tidak
beriman (dengan sempurna)! Nabi ditanya: Siapa, wahai Rasululloh! Nabi
menjawab: orang yang tetangganya tidak merasa aman dengan perbuatan jeleknya
(HR. Al-Bukhori).
Dalam
hadits yang diriwayatkan oleh Al-bukhori dari Abu Hurairoh RA: Nabi ditanya
tentang perempuan yang gemar melakukan sholat malam, puasa, bersedekah. Tetapi
ia selalu menyakiti tetangganya, Rosululloh SAW menjawab: tiada kebaikan
baginya, ia sebagian dari ahli neraka.
Adapun sebagian etika bertetangga
adalah :
1.
Menghormati
tetangga dan berprilaku baik terhadap mereka dengan menampakkan raut wajah yang
penuh rasa persaudaraan
Diriwayatkan dari Abi Syuraih Al-khuza’I, sesungguhnya Nabi
SAW bersabda: Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, maka
Hendaklah ia berprilaku baik terhadap tetangganya.
Rosululloh
SAW bersabda: Sebaik-baik teman menurut Alloh SWT adalah orang yang paling baik
terhadap temannya, dan sebaik-baik tetangga menurut Alloh SWTadalah orang yang
paling baik terhadap tetangganya.
2. Tidak menyakiti mereka atau melakukan suatu yang mengganggu kenyamanan mereka, dan ikut serta dalam menjaga harta dan hargadirinya dan keluarganya.
Diriwayatkan dari
Abu Hurairoh RA ia berkata, Rosululloh SAW bersabda: Barang siapa beriman
kepada Alloh dan hari akhir, maka janganlah ia menyakiti tetangganya…..(HR:
Al-bukhori dan Muslim)
3. Peduli dan mau berbagi serta saling memberi dalam bentuk hadiah ataupun yang lain, karena itu akan menimbulkan rasa kasih sayang
Rosululloh SAW bersabda:“tidaklah
seorang mukmin (yang sejati), seorang dalam keadaan kenyang (kecukupan) padahal
tetangga disampingnya dalam dalam keadaan kelaparan (kekurangan).
. Rasulullah SAW bersabda:” kepada Abu Dzarr,Wahai Abu Dzarr!
apabila engkau memasak sayur (daging kuah), maka perbanyaklah airnya dan
berilah tetanggamu. (HR. Muslim).
4. Hendaknya kita turut bersuka cita di dalam kebahagiaan mereka dan berduka cita di dalam duka mereka, dan berbaik sangka dan tidak mencari-cari kesalahan/kekeliruan mereka
5. Hendaknya kita sabar atas prilaku kurang baik dan kejelekan mereka
Rasulullah SAW bersabda (yang artinya), Ada tiga
kelompok manusia yang dicintai Allah…. (disebutkan di antaranya)- : Seseorang
yang mempunyai tetangga, ia selalu disakiti (diganggu) oleh tetangganya, namun
ia sabar atas gangguannya itu hingga keduanya dipisah oleh kematian atau
keberangkatannya?. (HR. Ahmad)
Hasan Al-Basri berkata: “baik
dalam bertetangga bukan hanya mencegah kejelekan yang akan menimpa tetangga,
tetapi juga sabar dalam menghadapi kejelekan tetangga.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar